Baghdad, Gontornews — Omar al-Shishani, komandan senior ISIS, telah tewas di Irak. Demikian kata sebuah situs yang berafiliasi dengan kelompok bersenjata tersebut.
Mengutip “sumber militer”, situs ISIS pada Rabu (13/7) mengklaim bahwa Shishani tewas “di Kota Sharqat saat ia mengambil bagian dalam memukul mundur kampanye militer di Kota Mosul”.
Namun situs itu tidak menjelaskan kapan Shishani tewas. Tapi yang pasti ‘hilangnya’ seorang komandan merupakan pukulan signifikan bagi kelompok ISIS, yang telah mengalami serangkaian kekalahan di Irak tahun ini.
Mosul adalah kota terakhir yang dikuasai ISIS di Irak.
Pentagon mengumumkan di bulan Maret lalu bahwa pasukan AS telah membunuh Shishani dan mengatakan kematiannya kemungkinan akan menghambat operasi ISIS di Irak, Suriah dan di tempat-tempat lain.
Tom Ackerman dari Al Jazeera melaporkan dari Washington DC, kematian  Shishani belum tentu suatu perkembangan besar bagi AS. “Pertanyaannya adalah mengapa ISIS mau mengakui bahwa Shishani sebenarnya sudah mati,” kata Ackerman.
“Kita harus melihat secara cermat apa yang dikatakan Pentagon dan apa yang dikatakan Pemerintah Irak berkaitan dengan perjuangan untuk merebut kembali Mosul.”
Namun para pejabat AS, yang sebelumnya secara prematur telah mengumumkan “kemungkinan” kematian Shishani karena serangan udara, tidak menentukan bagaimana atau di mana ia terbunuh.
Shishani, yang nama aslinya Tarkhan Batirashvili, adalah pejuang pertempuran yang ‘berakar’ di Georgia. Ciri khas wajahnya, berjanggut merah tebal. Dia adalah salah satu wajah yang paling terkenal dari ISIS.
Shishani, yang mendapat julukan “Omar Chechnya”, adalah salah satu pemimpin ISIS paling dicari oleh Washington.
Shishani berasal dari negara bekas Uni Soviet, Georgia, wilayah Pankisi Gorge, yang dihuni terutama oleh etnis Chechen. Dia berjuang untuk Chechnya melawan pasukan Rusia sebelum bergabung dengan militer Georgia pada tahun 2006. Tahun 2008 ia kembali berjuang melawan Rusia. Dia kemudian muncul kembali di Suriah utara sebagai komandan dari kelompok pejuang asing, dan menjadi pemimpin senior ISIS. [Rusdiono Mukri]