Beijing, Gontornews — Pemerintah Amerika Serikat dan Jepang segera mengevakuasi warganya yang tinggal di Hubei, Rabu (29/1). Langkah ini dilakukan menyusul meningkatnya jumlah korban tewas akibat virus korona yang mencapai 132 orang per Rabu (29/1).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meyakini bahwa Pemerintah Cina dapat mengatasi virus tersebut. Meski demikian, WHO mengingatkan perihal peningkatan pesat korban terinfeksi virus korona dari 1.459 menjadi 5.974 warga sejak terkonfirmasi bulan lalu.
Pemerintah setempat mengonfirmasi bahwa 132 orang yang meninggal dunia akibat virus penyebab Pneuomonia berada di Wuhan, lokasi virus korona pertama ditemukan. Secara virtual, ada sekitar 60 juta warga yang tinggal di Provinsi Hubei.
Pemerintah Cina juga memastikan bahwa akses menuju dan ke Provinsi Hubei ditutup untuk sementara waktu demi mengurangi penyebaran virus tersebut.
“Saya sangat khawatir bahwa saya akan terjebak di sana sementara situasinya berubah sangat cepat,” ungkap Takeo Aoyama, satu dari 206 warga Tokyo yang berhasil dievakuasi pemerintah Jepang dari Wuhan, Cina.
“Sekarang, saya merasa sangat lega,” tambah Aoyoma sebagaimana dilansir Reuters.
Sementara itu, sejumlah pihak mulai mengkhawatirkan dampak virus korona terhadap perekonomian di Cina. Maskapai penerbangan Inggris, British Arways misalnya, memutuskan untuk mengurangi jadwal penerbangan menuju Cina. Sebagian perusahaan global pun memutuskan untuk membatasi perjalanan karyawan menuju Cina.
Wabah virus korona juga menyebabkan sektoar penambangan hingga industri penjualan barang mewah di Cina terguncang.
“Dalam pandangan kami, kondisi terburuk (akibat virus korona) belum tiba,” pernyataan perusahaan sekuritas asal Jepang, Nomura.
“Kami berharap Beijing dapat memperkenalkan langkah-langkah untuk menyediakan likuiditas dan dukungan kredit,” tutupnya. [Mohamad Deny Irawan]