Washington, Gontornews — Amerika Serikat (AS) mengembalikan pembatalan sanksi ke Iran, kebijakan yang diambil pemerintahan Joy Biden dimaksudkan untuk mengembalikan proses negosiasi kesepakatan nuklir.
Pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS menjelaskan pengabaian sanksi oleh AS sangat diperlukan untuk mengembalikan diskusi teknis pembicaraan tentang pengembalian kesepakatan nuklir antara AS dan Iran.
“Tidak adanya pengabaian sanksi ini, diskusi teknis terperinci dengan pihak ketiga mengenai disposisi stok dan kegiatan lain yang bernilai non-proliferasi tidak dapat dilakukan,” kata pejabat itu, dikutip Aljazeera.
Ia juga mengatakan bahwa negosiasi saat ini sedang memasuki fase make-or-break. Di mana kesempatan untuk memulihkan kesepakatan nuklir hanya tersisa beberapa pekan saja.
“Kami berada di tahap terakhir karena, seperti yang telah kami sampaikan bahwa ini tidak dapat berlangsung selamanya karena kemajuan nuklir Iran, Ini bukan prediksi. Ini bukan ancaman. Ini bukan tenggat waktu yang dibuat-buat.” katanya.
Pejabat tersebut juga menambahkan jika pengabaian sanksi kepada Iran mencakup konversi reaktor penelitian Iran, penyediaan uranium yang diperkaya untuk Reaktor Penelitian Teheran, dan transfer bahan bakar reaktor bekas ke luar negeri.
Sebelumnya, mantan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mencabut pengabaian pada Mei 2020, yaitu dua tahun setelah mantan Presiden Trump keluar dari kesepakatan.
Direktur kebijakan di Dewan Nasional Iran Amerika (NIAC), sebuah kelompok yang berbasis di Washington, DC, Ryan Costello, yang mendukung pemulihan kesepakatan, mengatakan keringanan oleh AS akan memungkinkan negara lain membantu Iran mengubah fasilitas nuklirnya agar sesuai dengan JCPOA. Termasuk reaktor penelitian Iran.
“Saya tidak ingin mengatakan itu adalah sinyal bahwa (negosiasi) hampir berakhir, tetapi saya pikir itu adalah tanda bahwa ada kemajuan, AS ingin menunjukkan itikad baik untuk memulihkan kesepakatan dan mengatasi beberapa masalah keraguan Iran,” katanya.
AS dan Iran telah bernegosiasi secara tidak langsung di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu. Di mana Iran akan mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap ekonominya.
Sementara itu, pakar Iran di Dewan Atlantik, Barbara Slavin mengatakan dimulainya kembali pengabaian itu merupakan langkah positif.
“Ini adalah prasyarat yang diperlukan untuk memulihkan JCPOA dan dengan demikian merupakan pertanda baik bahwa ini dapat dicapai,” katanya.
Menurutnya, sanksi-sanksi yang diberikan AS sebelumnya adalah hal yang tidak masuk diakal dan paling kontraproduktif.[Devi]