Jakarta, Gontornews — Ketua Umum Persatuan Umat Islam (PUI) H Nazar Haris mengatakan, untuk merajut ukhuwah Islamiyah diperlukan langkah strategi sehingga bisa mendapatkan kekuatan umat Islam. Dalam perspektif masyarakat Jawa Barat, masyarakatnya memiliki patron idealisme ; Nyantri (bersekolah agama Islam, aneh kalau orang Jawa Barat kafir), Nyakola (bersekolah umum, orang Jawa Barat kudu bisa membaca), dan Nyandu (Bertradisi santun, tidak layak orang Jawa Barat brutal).
Pertama, yang perlu disadari bahwa terjalinnya ukhuwah Islamiyah itu adalah semata-mata nikmat Allah SWT. Seperti dalam al-Qur’an Surah Al-Anfal ayat 63 : “Kalau engkau infaqkan seluruh isi bumi, tetap engkau tidak dapat menyatukan hati manusia, tetapi Allahlah yang menyatukan mereka.â€
Kedua, perlu dijalin silaturahim keumatan yang terus menerus. Di Jawa Barat tidak terjadi konflik yang serius tentang perbedaan masalah furu’ dalam ibadah semisal qunut atau usholli seperti di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Meskipun ada pengajian yang cukup tegas membedah masalah bid’ah di masyarakat Jawa Barat. Namun seruan persatuan umat terus dikumandangkan. “Alhamdulillah umat cukup dewasa untuk bersikap,†ungkapnya.
Ketiga, silaturahim antar umat dengan umara. Kehadiran sosok umara yang paham Islam, membangkitkan ketsiqahan umat akan solusi atas problematika yang mereka hadapi. Alhamdulillah umumnya di Jawa Barat umara lebih bernuansa Islami disbanding rakyatnya, entah itu tampilan sesungguhnya atau tipu-tipu, rakyatlah yang harus menilai.
Keempat, penyadaran umat tentang perlunya menjalin ukhuwah Islamiyah terus digelorakan dalam berbagai kesempatan. Sehingga umat bisa membedakan ukhuwah Islam yang harus dibangun sesame orang Islam dan kewaspadaan terhadap aliran sesat yang berkembang di lingkungan mereka. Umat tergantung arahan para pemimpinnya. “Dengan bimbingan berkelanjutan tentang ukhuwah Islamiyah mudah-mudahan umat makin paham tentang pentingnya hal itu,†tandasnya. [Ahmad Muhajir/Dedi Junaedi]