Yogyakarta, Gontornews — Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Sangidu, mengisahkan sejarah hubungan kerjasama dan kemitraan UGM dengan pesantren. Profesor Sangidu berkisah bahwa hubungan kerjasama antara UGM dengan pesantren telah dimulai pada tahun 2006, saat UGM dipimpin Rektor Profesor Sofian Effendi menerima 100 santri dengan pola kerjasama kemitraan seperti ini.
Setelahnya, pada tahun 2008, Rektor UGM Profesor Insinyur Soedjarwadi berkenan mengunjungi Pondok Modern Darussalam Gontor bersama Profesor Doktor Syamsul Hadi, KH Anang Rikza Masyhadi dan KH Oyong Shufyan.
Saat itu, Rektor UGM sangat terkesan dengan sistem dan nilai-nilai pendidikan yang dikembangkan pesantren. Ia pun mengibaratkan pendidikan pesantren dengan filosofi keseimbangan empat kaki pada meja belajar.
Profesor Soedjarwadi menjelaskan bahwa anak-anak Indonesia mesti belajar di atas meja belajar berkaki empat supaya memiliki keseimbangan yaitu ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap profesi dan nilai-nilai.
“Di kampus-kampus perguruan tinggi, terkadang penekanannya hanya pada tiga kaki. Sedangkan nilai-nilai saya menemukannya di pesantren. Maka supaya lengkap dan seimbang, meja belajarnya harus berkaki empat, dan itu artinya sinergi dan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pesantren,” ujar Profesor Sangidu menyadur pernyataan Profesor Soedjarwadi kala itu, yang disadur laman tazakka.or.id.
Senada dengan cerita Profesor Sangidu, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, KH Amal Fathullah Zarkasyi, menegaskan hal yang sama. Pesantren, kata Kiai Amal, harus ikut mewarnai karaker dan nilai-nilai bagi para mahasiswa di kampus-kampus perguruan tinggi, khususnya di UGM.
Sebagai tindak lanjut, Sekretaris Jenderal FPAG, KH Anang Rikza Masyhadi memastikan pihaknya akan terus menjalani komunikasi aktif dengan semua fakultas di UGM untuk menyiapkan segala perangkat prosedur yang harus dipenuhi oleh semua pihak.
“Insya Allah mula tahun ini, kita sudah bisa menyiapkan kader terbaik pesantren untuk kuota 20 orang di Fakultas Ilmu dan Budaya UGM. Tahun-tahun berikutnya bisa di semua fakultas, terutama fakultas-fakultas sains dan teknologi,” kata Pimpinan PM Tazakka Batang tersebut. [Mohamad Deny Irawan]