Bamako, Gontornews — Setidaknya 95 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah desa etnis Dogon di Mali tengah dalam kekerasan mematikan terbaru yang melanda wilayah bergolak itu.
Sembilan belas orang lainnya hilang setelah orang-orang bersenjata tak dikenal menyerang desa Sobane-Kou, di wilayah Mopti, pada dini hari Senin, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Tapi pembantaian tersebut memiliki ciri khas serangan etnis yang telah merenggut ratusan nyawa.
Itu terjadi kurang dari tiga bulan setelah hampir 160 anggota kelompok etnis Fulani terbunuh oleh kelompok yang diidentifikasi sebagai Dogon.
“Negara ini tidak dapat dipimpin oleh siklus balas dendam dan balas dendam,” kata Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita kepada televisi publik ORTM dari Swiss dan dikutip Aljazeera.
Akibat serangan itu Presiden Keita mempersingkat kunjungan resminya.
Dia meminta orang-orang Mali untuk bersama-sama “membiarkan bangsa kita bertahan hidup, karena ini adalah masalah untuk bertahan hidup”.
Menghindar dari kekerasan di Mali, Fulani mengungsi ke Burkina Faso
Para penyerang juga membunuh hewan dan membakar rumah-rumah, kata pernyataan pemerintah, dan menambahkan penyelidikan sedang dilakukan.
Satu sumber keamanan Mali di lokasi pembantaian itu mengatakan, “Sebuah desa Dogon telah hampir musnah.”
Seorang korban yang mengaku bernama Amadou Togo mengatakan kepada kantor berita AFP, sekitar 50 pria bersenjata lengkap tiba dengan sepeda motor dan pickup.
“Mereka pertama-tama mengepung desa dan kemudian menyerang – siapa pun yang mencoba melarikan diri terbunuh,” kata Togo.
“Toko gandum dan ternak dibakar. Tidak ada yang selamat, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.”
Ketegangan meningkat sejak milisi etnik Dogon dituduh melakukan pembantaian di sebuah desa etnis Fulani pada bulan Maret.
Moulaye Guindo, walikota kota terdekat, Bankass, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Fulanis telah menyerang desa itu di malam hari.
Seorang pejabat setempat mengatakan kepada AFP, “Sebanyak 95 warga sipil yang tewas. Mayatnya dibakar. Kami terus mencari korban lain.” [RM]