Jakarta, Gontornews — Kontribusi Pondok Modern Darussalam Gontor besar untuk bangsa. Jauh sebelum Indonesia merdeka, Gontor sudah fokus pada politik tertinggi, yaitu pendidikan. Sejak 1926, Gontor dengan sistem Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyah (KMI) atau Persemaian Guru Islam sudah mengader tokoh yang menginspirasi bangsa.
“Tokoh bangsa dan dunia sudah mendatangi Gontor. Dan Gontor sudah melahirkan figur nasional. Semoga nanti saya dapat datang ke sana,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam acara pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor cabang Jakarta di Gelanggang Olahraga (GOR) Kompleks Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, Ahad, 20 Desember 2020.
Pertemuan ini menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Kapasitas GOR yang biasanya menampung tiga ribu orang, pada pertemuan ini hanya diisi 197 orang. Semuanya mengenakan masker. Kursi para hadirin disusun berjarak dua meter. Panggung berukuran 100 meter persegi hanya diisi 13 orang. Podium selalu disemprot dengan cairan disinfektan sebelum pembicara berdiri di sana.
GOR ini memiliki sirkulasi udara yang bagus. Angin perlahan berembus masuk melalui ventilasi udara yang mengelilingi dinding atas dan juga gerbang masuk yang lebar.
Lebih lanjut Wakil Gubernur Jakarta itu, menyebut KH Idham Chalid (1921-2010) yang pernah menjabat Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda, sebagai alumni Gontor.
Selain itu, ada juga KH Hasyim Muzadi (1944-2017) yang pernah memimpin PBNU, Prof Din Syamsuddin yang pernah memimpin Muhammadiyah, Hidayat Nur Wahid yang kini menjabat Wakil Ketua MPR dari PKS, dan banyak lagi alumni Gontor yang menekuni berbagai profesi.
Pihaknya berharap pesantren terus berkembang dan selalu mengembangkan pendidikan. Sebab, dari sanalah sumberdaya manusia (SDM) berkualitas akan lahir dan membangun bangsa ini.
Ahmad Riza juga berharap pengurus Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Jakarta dapat menjalankan amanahnya dengan baik. Organisasi ini merupakan tempat bernaung alumni Gontor di seluruh Indonesia. Di Jakarta terdapat 11 ribu orang. Angka ini belum termasuk santri pondok alumni Gontor di Jakarta yang jumlahnya mencapai ribuan. Belum juga angka santri asal Jakarta yang mencapai 10 persen dari 5.000-an santri di Kampus Gontor I.
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal menjelaskan, IKPM harus menjadi teladan dan menjalankan nilai-nilai pondok dalam kehidupan sehari-hari. Di Antara nilai tersebut adalah keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan. Juga berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
“IKPM beranggotakan alumni lintas angkatan. Semuanya bergerak bersama-sama untuk menjalankan dan mendakwahkan nilai-nilai tersebut,” imbuh Kiai Hasan.
Kiai juga mengharuskan IKPM memiliki program yang mengedepankan pendidikan dan dakwah, membangun prinsip dan komitmen yang kuat, sehingga tak mudah terpengaruh. “Meski dunia terbalik, IKPM jangan terbalik. Meski dunia sakit, IKPM tak boleh sakit. Harus berdiri kokoh,” ujar Kiai yang juga mendirikan Pesantren Tahfidz Alquran al-Muqaddasah di Ponorogo, Jawa Timur, ini.
Ketua Umum IKPM Ustadz H Ismail Budi Prasetyo mengimbau para hadirin untuk memahami bahwa menjadi pengurus IKPM adalah amanah. Kepengurusannya harus berjalan dengan ketulusan karena akan dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun akhirat. Di hadapan manusia dan juga Allah di akhirat nanti.
Ia bersyukur, dalam suasana serba terbatas akibat pandemi Covid-19, pihaknya dapat melantik 118 pengurus IKPM Jakarta dalam suasana khidmat.
“Semoga para pengurus menjalankan amanahnya dengan sungguh-sungguh. Harus siap memimpin dan dipimpin,” kata Ustadz Ismail.
Ketua Umum IKPM Jakarta KH Sofwan Manaf menjelaskan, era industri 4.0 mengharuskan semua pihak untuk bergerak cepat dan strategis. Tujuannya untuk menyikapi perubahan dan dinamika kehidupan berbangsa.
Sinergi dan kolaborasi menjadi keharusan yang dijalankan para pengurus IKPM Jakarta. Berbagai pihak harus dirangkul untuk kemudian bersama-sama berkhidmat untuk kemajuan pesantren dan bangsa.
“Kepengurusan IKPM Jakarta periode ini didominasi marhalah 1990-an, 2000-an, dan 2010-an. Yang angkatan 1980-an hanya beberapa orang. Semuanya saling melengkapi dan kerjasama,” kata Kiai Sofwan yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah I Jakarta.
Sejarah
Pada tahun 1949, pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor KH Imam Zarkasyi (1910-1985) menghadiri kongres Muslimin Indonesia di Yogyakarta. Kala itu Pak Zar – sapaan akrab KH Imam Zarkasyi– bertemu sejumlah alumnus. Komunikasi mereka berjalan dengan penuh keakraban.
Pada momentum tersebut, Pak Zar dan para alumnus sepakat untuk mendirikan organisasi yang mewadahi alumni Gontor. Kemudian IKPM didirikan pada 17 Desember 1949 dan diresmikan pada tahun 1951.
Dalam perjalanannya, IKPM memfasilitasi alumni Gontor untuk lebih maksimal berkhidmat kepada masyarakat. Sejumlah kegiatan dilaksanakan organisasi tersebut. Di antaranya silaturahim nasional (Silatnas). Pada 2010 perhelatan ini dihadiri ribuan alumnus di Jakarta Convention Center. Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menterinya menghadiri perhelatan tadi. Acara yang sama juga digelar di sejumlah tempat.
IKPM juga memfasilitasi anak yang ingin menjadi santri Gontor. Hal ini dilakukan dengan program bimbingan masuk Gontor (Bimago) di seluruh Indonesia. Ada juga unit usaha jasa pengiriman paket ke Gontor. Juga sejumlah kegiatan sosial seperti santunan untuk kaum dhuafa demi menumbuhkan kepedulian sosial.
Pada periode 2020-2025, IKPM Jakarta akan meneruskan program tersebut dan membangun kerjasama. Di antaranya dengan sejumlah perguruan tinggi nasional, bank syariah, dan sejumlah korporasi. []