Pyongyang, Gontornews — Korea Utara menyatakan siap untuk kembali membuka pembicaraan dengan AS atau berkonfrontasi dengan negeri Paman Sam itu. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho, Jumat (23/8).
Dikutip oleh Media pemerintah KCNA,Ri mengatakan bahwa Pyongyang siap untuk berdialog kembali dengan AS mengenai denuklirisasi yang sebelumnya sempat terhenti. Dan sebaliknya, Korut juga siap untuk berhadapan dengan AS jika negeri Paman Sam itu terus mmelanjukan sanksi.
Ri juga menuduh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo memberikan bayang-bayang gelap mengenai pembicaraan AS-Korea Utara.
“Pompeo lebih mementingkan ambisi politiknya sendiri daripada kebijakan luar negeri AS saat ini,” katanya.
Sebelumnya, Kamis (22/8), Juru Bicara Korea Utara mengatakan bahwa Pyongyang tidak akan memulai dialog kecuali jika Washington berhenti meningkatkan gerakan militer yang bermusuhan dengan Pyongyang.
“Kesan saya adalah bahwa Korea Utara dan Amerika Serikat akan segera melakukan dialog, dan itu akan berjalan baik,” kata Kim kepada wartawan di Seoul, Kamis.
Pembicaraan antara Pyongyang dan Washington telah terhenti sejak pertemuan puncak kedua antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi pada bulan Februari berhenti tanpa kesepakatan.
Keduanya bertemu lagi pada bulan Juni di Zona Demiliterisasi dan sepakat untuk memulai kembali dialog tingkat kerja, tetapi pembicaraan itu belum dimulai hingga saat ini.
Sementara itu, Korea Utara telah melakukan beberapa uji coba rudal jarak pendek dalam beberapa pekan terakhir sebagai protes terhadap latihan militer bersama AS-Korea Selatan yang dianggap sebagai latihan untuk menyerang.
Pada hari Rabu (21/8) Utusan khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun yang memimpin pembicaraan tingkat negara tiba di Seoul untuk melakukan pertemuan selama tiga hari dan diperkirakan akan selesai pada hari Jumat ini.
Selama kunjungannya di ibukota Korea Selatan, Biegun mengatakan Washington siap untuk terlibat langsung setelah mendengar kabar dari Pyongyang.
Washington menempatkan hampir 30.000 tentara di Selatan untuk mempertahankan nnegara itu dari tetangganya.
Sedangkan pada Awal bulan ini, Trump telah menulis di media sosial bahwa Kim telah mengirimikan sebuah surat untuk dirinya dan menyatakan harapan bahwa pembicaraan akan dilanjutkan segera setelah latihan bersama AS / Korea Selatan bersama selesai.[Devi Lusianawati]