Sulu, Gontornews–Tiga sandera Indonesia berhasil dibebaskan dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf atas bantuan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), demikian informasi yang dirilis penasehat presiden Filipina Jesus Dureza.
Tiga WNI tersebut yaitu Edi Suryono, Ferry Arifin dan Muhamad Mabrur Dahri, anggota awak kapal tunda Charles 00 yang diculik di Sulu sejak 22 Juni 2016 dan dibebaskan pada Sabtu malam (1/10) di Sitio Bakud, Barangay Kagay, Indanan, Sulu.
Dureza mengatakan bahwa MNLF pendiri ketua Nur Misuari pribadi memberitahukan melalui telepon tentang pembebasan para sandera WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Namun, lanjut Deruza, Misuari tak memerinci bagaimana pembebasan berhasil dilakukan.
“Ketua Misuari menelepon saya dan memberitahu untuk memulihkan sandera yang ditahan oleh Abu Sayyaf Group. Ketua Misuari juga meminta saya untuk menyampaikan perkembangan baru ini kepada Presiden Duterte,” terangnya seperti dilansir laman mb (3/10).
Atas usaha tersebut, Deruza menyatakan terima kasih atas nama Presiden Rodrigo Duterte, kepada Misuari dan pihak yang berjasa melakukan penyelamatan. Para sandera yang telah diselamatkan ini akan diserahkan kepada pihak Indonesia melalui perwakilanya di Filipina. Sementara proses pemulangan ke keluarga korban sandera menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia.
Juru bicara AFP Komando Mindanao Barat (WestMinCom) Mayor Filemon Tan Jr menambahkan, para sandera tersebut sementara ditempatkan di dalam tahanan Gubernur Sulu Abdusakur Tan II, sebelum dibawa ke Camp Teodulfo Bautista Hospital Station di Jolo untuk menjalani pemeriksaan medis dan pembekalan.
“Ketiganya kemudian akan dibawa ke Zamboanga City sebelum diserahkan kepada pihak berwenang Indonesia,” ujarnya.
Pembebasan tiga sandera Indonesia ini merupakan bentuk keberhasilan negosiasi kesekian kalinya para pihak termasuk MNLF, Indonesia dan Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf. Namun masih ada dua WNI dalam penyanderaan kubu Abu Sayyaf lainnya, di Filipina bersama warga Negara lain.
Hingga saat ini upaya untuk menumpas kelompok ASG terus dilakukan militer Filipina. Militer Joint Task Force (JTF) Sulu di bawah Brig Jenderal Arnel dela Vega mengkonfirmasi bahwa pihaknya terus menjelajahi daerah yang menjadi sarang persembunyian ASG di Sulu untuk menyelamatkan para korban penculikan yang tersisa.
Ia mengatakan pembebasan para korban penculikan adalah bagian dari operasi militer yang sedang berlangsung untuk mempertahankan tekanan ASG dengan bantuan MNLF. [Ahmad Muhajir]