Sukoharjo, Gontornews — Tauhid dan sains merupakan pilar penting untuk melawan virus Corona. Keterpaduan keduanya merupakan ciri Islam Berkemajuan. Nabi Muhammad SAW juga sudah berpesan untuk tidak memasuki wilayah yang terkena wabah dan melarang keluar penduduk yang wilayahnya terkena wabah.
“Rasulullah pernah berpesan jika suatu tempat atau daerah terkena wabah, maka janganlah memasuki daerah itu. Dan ketika di tempatmu ada suatu wabah, maka janganlah keluar dari tempatmu. Ini membuktikan ajaran karantina Rasulullah itu sangat bagus dan luar biasa,” pesan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad dilansir dari laman pwmu.co, Ahad (15/3).
Menurut Ketua PP Muhammadiyah asal Jawa Barat itu, jikalau Allah menghendaki sesuatu yang mudharat pada manusia pasti tidak ada yang mampu menghalangi.
“Dan harus diingat, ketika Allah menghendaki sehat pada kita juga tidak ada yang kuasa menghalangi. Dia memberikan sesuatu anugerah pada orang yang dikehendaki. Itulah pilar tauhid pada Allah,” ungkapnya.
Tetapi, lanjut Dadang, Muhammadiyah mendorong untuk menempuh jalan yang kedua dengan pendekatan ilmu pengetahuan sains dan teknologi setelah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
“Muhammadiyah menggunakan kaitan teknologi untuk menghadapinya, logika juga harus digunakan. Tidak hanya berpangku tangan dengan keadaan,” paparnya.
Dadang lalu mengambil cerita, suatu hari Umar bin Khattab melarang pasukannya masuk pada suatu tempat karena sedang terjadi wabah.
“Ketika ditanya sahabat, kenapa dilarang ke sana? Kan kalau takdir Allah menghendaki kita sakit, maka kita sakit. Kalau tidak, maka tidak,” ujar Dadang menirukan ucapan sahabat.
Maka perkataan Umar pun patut menjadi sesuatu pelajaran yang hebat. “Dia berkata: justru kita ini ingin menghindari satu takdir ke takdir lain yang lebih baik. Jadi ikhtiar itu perlu,” tekan Ketua PP Muhammadiyah. []