Bandar Seri Begawan, Gontornews – Peserta studi akademik Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor kunjungi Pasar Gadong, Bandar Seri Begawan, Jum’at (19/1). Dalam kunjungan ini, mahasiswi UNIDA berkenan mencicipi sejumlah makanan khas Brunei sekaligus mempelajari cara pembuatannya.
“Dalam hal kuliner, Brunei memiliki makanan khas yang tak kalah enak dan lezat,” kata ketua rombongan peserta studi akademik ke Brunei Darussalam, Taufiq Affandi kepada Gontornews, Selasa (23/1).
Pasar Gadong memang dikenal sebagai pasar yang cukup terkenal oleh masyarakat Brunei. Sejumlah makan khas seperti ambuyan, pais daging, kembayau, penyalam, serta kue jajanan pasar.
“Sebagian tempak baru dan sebagian lainnya telah mereka temukan di Indonesia. Bedanya, kue-kue tersebut memiliki nama yang berbeda,” ujar alumnus Gontor 2002 tersebut merujuk pada jajanan pasar seperti calab, kue lidah, kue jala, kue cincin, donat, pukis hingga martabak manis.
Ambuyat salah satunya. Makanan ini terbuat dari bubur sagu yang memiliki tekstur lembut, sedikit lengket dan berwarna bening. Para mahasiswi merasa kesulitan tentang bagaimana cara memakan ambuyat. Memakan ambuyat menggunakan sumpit bambu untuk menggulung dan mencampurnya ke dalam saus yang terbuat dari durian atau saus lainnya.
Tidak sampai di situ, mahasiswi juga menemukan kuliner unik berupa duren berwarna orange. Masyarakat Brunei menyebutnya dengan durian utak udang.
“Durian ini belum pernah kami temukan di Indonesia. Ini unik!” ujar Taufiq
Ada pula, Pais daging yang terbuat dari daging yang dibungkus daun pisang kemudian dibakar. Dalam proses pembakaran, Pais biasanya dilapisi lagi dengan alumunium foil.
Sedangkan Kembayau merupakan buah khas Brunei yang disajikan dengan direbus atau dicampur gula pasir. Para peserta sepakat, bahwa rasa dari Kemabayau bak ubi jalar jika di Indonesia.
Sebelumnya, rombongan mahasiswi UNIDA Gontor berkenan untuk melakukan studi akademik ke Universitas Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, silaturahim ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brunei, pengalaman organisasi serta diksusi dengan civitas akademik UNISSA serta mengunjungi situs bersejarah di Brunei Darussalam seperti Masjid Soltan Omar Ali Syarif, Eko Koridor dan Istana Naurul Iman. [Mohamad Deny Irawan]