Maitland, Gontornews— Asosiasi Muslim Newcastle masih harus berjuang untuk mewujudkan rencana pembangunan sarana ibadah di daerah pedalaman di Meitlanpd, Australia. Pasalnya, rencana tersebut masih mendapat penolakan dari sejumlah pihak dengan berbagai alasan.
Sejumlah warga menyatakan keberatan karena ukuran masjid dianggap terlalu besar. Selain itu, keberadaan masjid bisa menimbulkan kemacetan dan kebisingan, serta tidak sejalan dengan tatanan kehidupan pedalaman.
Para pejabat (councillor) setempat pada Rabu (20/7/2016) malam mendengar masukan dari 28 pembicara. Dalam rapat yang berlangsung cukup panas itu, 16 orang menyatakan setuju dan 12 menentang permohonan itu.
Polisi tampak berjaga-jaga di luar gedung pertemuan setelah para konselor memberikan suara perbandingan enam-empat, dan sepertinya akan memberikan lampu hijau bagi pembangunan tersebut.
“Saya memilih menyetujui pembangunan, menyetujui masjid itu,” kata seorang konselor Morgan Campbell seperti dilansir dari laman abcnet (22/7).
Meskipun dukungan ini tidak sederhana, ujar Morgan, perencanaannya sudah sangat lengkap. Asosiasi Muslim telah memenuhi semua hal yang diminta bahkan lebih. “Laporan council sangat jelas, isu-isu terkait perencanaan dipenuhi dengan baik,” tambahnya.
Konselor lainnya, James Ryan mengatakan, lokasi di Buchanan Road sudah tepat. Disamping itu, menurutnya, masjid ini juga akan memiliki akses yang bagus. “Masjid itu merupakan tambahan yang cukup moderat tepat di sisi jalan Hunter Expressway,” katanya.
Dalam rancangannya, masjid ini akan memiliki halaman depan yang beraspal, area BBQ dan tempat rekreasi, serta jalan akses baru yang tertutup. Pemerintah Daerah (Cessnock Council ) Meitland, Australia telah menyetujui rencana pembangunan sarana ibadah yang diajukan Asosiasi Muslim Newcastle, seluas 390 meter persegi. Selain itu ada rumah penguburan di lahan seluas 23 hektar di Buchanan, di selatan Maitland, Australia.
Pembangunan ini diharapkan bisa mengurangi beban masjid yang sudah ada di Wallsend, serta akan menampung 200 jamaah shalat Jumat dan sekitar 450 orang saat lebaran idul fitri dan idul adha.
Namun sejumlah warga menyatakan khawatir mengenai ukuran bangunan, begitu juga dengan lalu-lintas, kebisingan dan hilangnya ketenangan. [Ahmad Muhajir/DJ]