Jakarta, Gontornews — Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) bersilaturahim ke Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan – RB), Rabu (31/10). Dalam kesempatan tersebut, FKPM menjelaskan perihal pengenalan FKPM serta membuka kemungkinan akses alumni pesantren masuk ke akademi polisi (Akpol).
Menurut Ketua FKPM, Prof Amal Fathullah Zarkasyi, saat ini kualifikasi alumni pesantren merata di segala bidang termasuk di bidang kemiliteran. Pun dengan profil alumni pesantren yang menduduki kursi strategis di pemerintahan menambah arti penting kiprah alumni pesantren dalam berkhidmah untuk bangsa dan negara.
“Sebaran Alumni pesantren merata di berbagai bidang,” kata pria yang akrab disapa Ustadz Amal kepada Gontornews kepada Menpan RB, Syafrudin di kantor Kemenpan RB, Jakarta, Rabu (31/10).
“Bahkan, di akademi militer, alumni pesantren mendapatkan predikat teladan,” tambah pria yang menjabat sebagai Rektor Universitas Darussalam Gontor tersebut.
Sementara itu, Menpan RB, Syafrudin juga mengapresiasi alumni pesantren yang mampu berkiprah di berbagai bidang. Meski demikian, Syafrudin mengaku kaget dengan fakta belum diakuinya Pesantren sebagai bagian dari satuan pendidikan formal yang diakui pemerintah Indonesia.
“Bagaimana mungkin, pemerintah tidak mengakui pesantren sementara mereka diakui di luar negeri,” kata Syafrudin di hadapan perwakilan pesantren anggota FKPM.
Mantan Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia tersebut berdalih pengalaman mantan atasannya yaitu Badrodin Haiti di kepolisian yang merupakan alumni pesantren dapat dijadikan bukti bahwa santri juga bisa menjadi seorang polisi.
“Kini, bukan saja santri yang ingin menjadi polisi, tapi kepolisian juga sangat membutuhkan santri,” tambah Syafrudin.
“Hadir dalam pertemuan tersebut, perwakilan pesantren-pesantren besar di Indonesia seperti Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Pondok Modern Tazakka Batang, Pesantren Matoliul Falah Kajen, Pesantren Darunnajah Jakarta, Pesantren Assidqiyah Jakarta, Pesantren Termas Pacitan, Pesantren Al-Ikhlas Kuningan dan Pesantren Mawaridussalam Deli Serdang, Sumatera Utara. [Mohamad Deny Irawan]