Jakarta, Gontornews — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin mengatakan, Ukhuwah Islamiyah adalah langkah strategis untuk menghadapi berbagai tantangan umat Islam khususnya di Indonesia.
“MUI sebagai wadah representasi organisasi Islam harus bisa berkoordinasi dan meningkatkan Ukhuwah Islamiyah,” kata Kiai Ma’ruf di sela-sela acara pembukaan Seminar Nasional Penyusunan Panduan Ukhuwah Islamiyah yang diselenggarakan Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (25/4).
Kiai Ma’ruf mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan kerenggangan di antara organisasi Islam, seperti masalah khilafiyah yang terkadang masih menimbulkan perbedaan pendapat. Untuk meminimalisasi masalah khilafiyah ini, MUI menyerahkan kepada masing-masing ormas untuk bisa lebih bijaksana menghargai dan menghormati perbedaan.
Namun ulama asal Banten ini menegaskan, yang perlu diperhatikan dan diwaspadai adalah adanya kontaminasi paham radikalisme dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. “Kita ingin Islam yang damai. Tugas kita bisa membawa Islam yang damai ini di kancah global,” tandas Ma’ruf.
Cucu ulama ternama, Imam Nawawi, ini optimis ukhuwah Islamiyah antarormas Islam bisa terbangun dengan baik. Sepanjang penyatuan itu belum bisa maksimal, maka masing-masing Ormas bisa menggunakan pendekatan toleransi sehingga bisa menyikapi lebih dewasa. “Kita harap ada upaya penyatuan sistem dan kriterianya itu yang perlu dibicarakan bersama,†paparnya.
Seminar Nasional Penyusunan Panduan Ukhuwah Islamiyah ini akan menyusun panduan ukhuwah Islamiyah yang nantinya bisa menjadi rujukan ormas Islam dan umat Islam di Indonesia. Acara yang dikuti sejumlah pengurus MUI dari berbagai wilayah di Indonesia ini menghadirkan narasumber antara lain Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof Dr Didin Hafidhuddin, Wakil Ketua MUI KH Yunahar Ilyas, Angggota DPD Banten dan Ketua Matlaul Anwar KH Sadli Karim.
Untuk membangun ukhuwah Islamiyah, Prof Didin Hafiduddin berpesan agar sesama Muslim memiliki kepedulian untuk saling melindungi dan meningkatkan koordinasi. Selama ini kaum Muslimin cenderung bermain tunggal, dan hal ini bertentangan dengan konsep ta’awun dalam Islam. “Persaudaraan itu akan terjalin jika ada tolong menolong,†paparnya .
Lebih lanjut Didin mengusulkan kepada komisi ukhuwah dan dakwah MUI supaya menyelenggarakan training kepemimpinan ormas Islam supaya semakin kuat rasa kebersamaan dan kesatuan ukhuwah Islamiyah. “Tidak mungkin amar ma’ruf bisa dilakukan sendiri karena banyak problematika umat seperti kemiskinan, kebodohan, perpecahan dan pemurtadan. Tantangan kita semakin besar,†ujarnya. [Ahmad Muhajir/Rusdiono Mukri]