Maryland, Gontornews – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan meluncurkan misi Artemis secara bertahap mulai tahun 2021. Misi Artemis 3 merupakan peluncuran pesawat luar angkasa berawak yang akan membawa astronot perempuan pertama dan laki-laki mendarat di Bulan pada tahun 2024.
Untuk mewujudkan misi tersebut, NASA bersama Badan Antariksa Eropa (ESA) memperkuat kolaborasi. Masing-masing membangun satu rangkaian instrumen penelitian untuk memantau cuaca dalam ruang angkasa dan melaporkan data kembali ke Bumi. Instrumen tersebut ialah Heliophysics Environmental and Radiation Measurement Experiment Suite (HERMES) dan European Radiation Sensors Array (ERSA).
Dilansir dari nasa.gov, cuaca di luar angkasa terdiri dari energi, partikel subatomik, dan medan elektromagnetik yang meluncur cepat melalui tata surya.
Dua stasiun cuaca ini memiliki tujuan dan pekerjaan yang berbeda. ERSA akan memantau radiasi ruang angkasa pada energi yang lebih tinggi dengan fokus pada perlindungan astronot. Sedangkan HERMES akan memantau radiasi pada energi yang lebih rendah yang penting untuk penyelidikan ilmiah.
“Lingkungan luar angkasa yang dalam memang keras, tetapi dengan memahami cuaca luar angkasa dan aktivitas matahari, kita dapat mengurangi risiko dengan baik terhadap astronot dan perangkat keras kita,” kata Jacob Bleacher, kepala ilmuwan eksplorasi di Direktorat Misi Eksplorasi dan Operasi Manusia di Markas Besar NASA, Washington, AS.
“HERMES dan ERSA merupakan contoh sempurna dari sinergi antara sains dan eksplorasi,” lanjutnya. [Sabarita Febri]