Judul : Metamorfosis
Penulis : Sadiah Lanre Said
Penerbit : Tinta Medina – Tiga Serangkai
Cetakan : Agustus 2019
Halaman : 484
Novel ini diambil dari sisi kehidupan seorang anak kyai, dihormati, berdarah biru, dan mapan. Namun, ia justru keluar dari semua predikat yang menyemat, untuk menemukan dirinya sendiri dan tidak berlindung dibelakang nama dan kebesaran orangtuanya.
Zahira, dalam kisah ini, merombak pemikiran orang kebanyakan yang melihat seorang anak kyai dengan semua aturan dan kepantasan dalam persepsi mereka.
Orangtua Zahira (Abah) mengajarkan bagaimana seharusnya orangtua bersikap dan berbicara dengan pemberontakan anak remaja, mengarahkan anaknya tanpa mematahkan, serta memberikannya ruang mencari identitas diri tanpa mengekang atas nama berbakti dan agama.
Juga, kisah ini terlihat betapa demokratnya Abah. Dalam setiap pendapat Zahira, yang berbeda dengannya, Abah memberikan kebebasan dan tetap memiliki kepercayaan penuh dengan kebaikan perubahan anak gadisnya yang beranjak dewasa.
Abah, mengajarkan nilai besar tentang arti ‘percaya’ dan ‘kepercayaan’, menjadi amanah dalam ucapan dan tindakan sebagai salah satu tolak ukur dari kepantasan seseorang dianggap beragama.
Selain itu, novel ini turut mengangkat sisi dimana seseorang menempatkan arti agama dan sisi kemanusiaan bagi penganutnya. Novel ini berusaha mengajarkan ketegaran dalam setiap masalah dan melihat berbagai perbandingan dari kehidupan orang lain.
Metamorfosis mengajarkan tentang arti dan kekuatan persahabatan yang tidak hanya menawarkan kebersamaan dan kesenangan tapi juga duka dan pengorbanan. <Edithya Miranti>