Jeddah, Gontornews — Arab Saudi dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk serangan udara terhadap Aleppo yang telah menelan korban 250 jiwa dalam seminggu ini.
Riyadh mendesak sekutu rezim Suriah untuk mengambil semua langkah yang diperlukan demi menghentikan serangan-serangan ini dan semua kejahatan yang dilakukan oleh Bashar Assad dan para pendukungnya terhadap rakyat Suriah.
Di antara objek yang menjadi target serangan adalah daerah pemukiman, masjid dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Al-Quds.
“Serangan terhadap rumah sakit telah menyebablan puluhan jiwa tewas, termasuk anak-anak dan dokter,” demikian sumber resmi di Kementerian Luar Negeri Arab Saudi seperti dilansir Arab News, Ahad (1/5).
“Aksi teroris ini telah mengabaikan perjanjian gencatan senjata dan bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip kemanusiaan internasional. Ini mendahului upaya internasional untuk mencapai solusi politik dalam krisis dan mencegah pembebasan bantuan kemanusiaan ke Suriah,” katanya.
Sekjen OKI Iyad Madani mengatakan, pihaknya menunggu intervensi cepat dari masyarakat internasional untuk menghentikan pembantaian warga sipil tak berdosa di Aleppo.
“Menargetkan rumah sakit adalah kejahatan perang. Rezim Suriah harus bertanggung jawab dan pihak pendukung rezim juga harus bertanggung jawab atas pelanggaran ini.â€
Doha telah meminta pertemuan darurat dari utusan Liga Arab untuk membahas serangan ini. Sementara utusan permanen Qatar telah meminta pertemuan untuk membahas eskalasi berbahaya di Aleppo dan pembantaian oleh pasukan rezim Suriah terhadap warga sipil.
UEA mendesak Dewan Keamanan PBB untuk membantu mengakhiri pertumpahan darah. UEA menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas serangan tak bermoral di Suriah ini.
Sedangkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan melakukan perjalanan ke Jenewa untuk menunjukkan dukungan bagi gencatan senjata. Ia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi dan Yordania serta utusan PBB Staffan de Mistura.
Rezim Rusia menolak untuk mengendalikan sekutunya. Rusia percaya serangannya membantu untuk memerangi kelompok-kelompok ekstremis. “Tidak, kami tidak akan memberikan tekanan pada (Damaskus). Kita harus memahami bahwa situasi di Aleppo merupakan bagian dari upaya memerangi ancaman teroris,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov.
Di Aleppo, puluhan warga sipil meninggalkan distrik Bustan Al-Qasr, Sabtu (30/4). “Situasi telah menjadi tak terkendali,” kata Abu Mohammed saat ia bersiap untuk melarikan diri bersama keluarganya. [Fathurroji/Rusdiono Mukri]