Sleman, Gontornews – Senin (18/7), pagi hari setelah shalat Shubuh para santri Pondok Pesantren Modern (PPM) Baitussalam, Prambanan, Sleman, Jogjakarta, memulai kegiatan dengan membaca al-Ma’tsurat. Setelah itu mereka berlarian menuju ke kamar mandi.
Para santri baru yang belum mengenal lingkungan pesantren dengan baik, tampak kalang kabut berlarian mencari lokasi kamar mandi.
Tepat pukul 7.00 pagi semua santri berbondong-bondong menuju halaman di depan gedung pertemuan. Mereka mengenakan atribut baru, mulai dari pakaian hingga sepatu. Para santri baru tampak paling mencolok karena menampakkan kesan yang baru di pesantren.
Namun, banyak juga santri lama, khususnya kelas 6 yang juga tampil mencolok karena mengenakan sepatu baru dengan warna cerah.
Ketika semua santri putra sudah memenuhi halaman, para ustadz dan ustadzah mengiringi santri putri menuju halaman upacara. Di tempat itu seluruh tenaga pendidik sudah bersiap untuk mengikuti upacara pembukaan tahun ajaran baru. Para guru tampak kompak dengan baju coklat. Beberapa di antaranya mengenakan peci hitam.
Upacara dibuka dengan pembacaan al-Fatihah, dilanjutkan dengan pembacaan susunan acara yang dibawakan oleh Ustadz Febri. Acara demi acara berlangsung khidmat. Kemudian tibalah sesi utama yakni Pesan dan Nasihat dari Kiai Abdul Hakim.
Dalam pidatonya di hadapan para santri madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah, Kiai berharap para santri bisa memahami kehidupan di pondok agar betah tinggal di pondok. “Kalau tidak betah 1 hari coba 1 minggu, dan seterusnya sehingga kalian betah,†ujarnya.
Kiai mengatakan, hidup di pesantren harus mau bersusah payah dan capai. Ibarat jamu, rasanya pahit namun menyehatkan. [Idham Oka/Rus]