Srinagar, Gontornews — Kebijakan Pemerintah India untuk membatalkan status khusus di Kashmir telah membuat warga Kashmir meradang. Para pemimpin Kashmir tengah bersiap untuk mengerahkan warga untuk melakukan demonstrasi tepat sehari setelah hari raya Idul Adha, Senin (12/8) mendatang.
Sebelumnya, Pemerintah India memutuskan untuk membatalkan hak negara yang memungkinkan wilayah Kashmir memiliki undang-undang sendiri serta memberikan keluangan bagi para penduduk non-Kashmir untuk membeli properti di wilayah tersebut.
Akibat kebijakan Pemerintah India tersebut, hubungan telekomunikasi di Kashmir ditangguhkan dan 300 pemimpin Kashmir ditahan dan dilarang melakukan peretmuan publik demi mencegah pembrontakn yang mungkin terjadi di wilayah sengketa India dan Pakistan tersebut.
“Setiap kami memeluk India, mereka (seolah) memotong leher kami),” ungkap sebuah tulisan dalam poster di salah satu masjid sebagaimana dilansir Reuters.
Pemimpin Kashmir menjelaskan bahwa pembatalan status khusus di Kahsmir hanya akan meningkatkan agresi orang-orang Kashmir. Meski tidak melancarkan protes secara besar-besaran, umumnya, warga melakukan protes dengan melemparkan petugas dengan batu kerikil demi menunjukkan kebencian terhadap keputusan yang dilontarkan oleh Pemerintah India.
“Ada jeda sekarang. Situasinya bisa terjadi di luar kendali,” kata seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sejumlah pasukan militer bahkan melakukan penjagaan ketat di sekitar Masjid Jama di kawasan lama Srinagar, Kashmir. Seorang petugas bahkan mengakui dirinya kerap mengalami serangan berupa lemparan batu yang dialamatkan kepada petugas yang berjaga di sekitar masjid.
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Raveesh Kumar, memastikan jika protes yang dilancarkan oleh warga Kashmir di Srinagar bersifat sementara dan akan segera kembali normal. [Mohamad Deny Irawan]