Ulan Bator, Gontornews — Perdana Menteri Mongolia, Khurelsukh Ukhnaa, mundur dari jabatannya, Kamis (21/1/2021). Pengunduran Khurelsukh terjadi menyusul pecahnya demonstrasi di ibukota, Ulan Bator, yang menitiberatkan pada buruknya penanganan pandemi Covid-19 di Mongolia
Khurelsukh mengatakan pengunduran dirnya sebagai Perdana Menteri tidak lepas dari buruknya penanganan Covid-19 di Mongolia. “(Saya) memikul tanggung jawab atas diri sendiri dan menerima permintaan publik,” katanya kepada kantor berita Monstsame yang dilansir Reuters.
Monstame mengabarkan pengunduran Khurelsukh terjadi menyusul terjadinya perlakukan tidak manusiawi terhadap pasien Covid-19 dan bayinya yang baru lahir.
Sebuah rekaman video menunjukkan pasien yang masih mengenakan baju tidur dipindah bersama bayinya ke pusat karantina yang dikelola oleh Pusat Penyakit Menular Nasional Mongolia.
Video tersebut membuat pemerintah mengambil tindakan tegas, dengan melakukan pemecatan, terhadap seorang pejabat senior kesehatan.
Selain Khurelsukh, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Mongolia juga mengajukan pengunduran diri dari jabatannya kepada parlemen.
Insiden tersebut merupakan bagian dari ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah serta situasi ekonomi Mongolia yang semakin memburuk akibat pandemi. Pandemi telah membuat warga Mongolia kehilangan kesempatan kerja.
Sejatinya, WHO mengapresiasi langkah Mongolia dalam menangani pandemi Covid-19. Namun, beberapa hari terakhir, Mongolia kembali mengonfirmasi kasus infeksi baru dari seorang supir yang terinfeksi virus dari Rusia.
Sejauh ini, Mongolia melaporkan 1.584 kasus infeksi tanpa melaporkan kematian akibat virus asal Wuhan tersebut. [Mohamad Deny Irawan]