Cape Town, Gontornews — Para ahli, Kamis (31/3/2022) memprediksi kepunahan penguin Afrika seiring dengan populasinya yang menurun dengan cepat dalam beberapa abad terakhir. Internasional Union for Conversation of Nature (IUCN) telah menempatkan penguin Afrika sebagai hewan yang terancam punah.
IUCN menjelaskan bahwa kepunahan penguin Afrika anjlok karena beberapa faktor manusia seperti meningkatnya industri perikanan hingga tumpahan bahan bakar di lautan.
Manajer penelitian di Yayasan Konservasi Burung Pesisir Afrika Selatan (SANCCOB), Katta Ludynia, mengatakan hanya 2 persen populasi spesies penguin Afrika yang tersisa pada awal abad ke-20.
“Ada jutaan penguin di wilayah itu pada awal abad ke-20. Data tahun 2021 menunjukkan bahwa kita hanya memiliki 10.000 pasangan kawin yang tersisa di Afrika Selatan,” kata Katta Ludynia kepada Anadolu Agency.
“Penurunan ini sangat dramatis sehingga pemodelan kami menunjukkan bahwa mereka bisa menghilang hanya dalam beberapa dekade,” sambung Ludynia.
Alasan utama penurunan populasi penguin Afrika ditengarai akibat kurangnya ikan yang menjadi makanan utama penguin. Secara spesifik, Ludynia mengatakan masifnya penangkapan ikan sarden dan ikan teri telah membuat pasokan makanan bagi penguin Afrika terancam punah. Pasalnya, ikan tersebut merupakan makanan utama bagi burung-burung yang tidak bisa terbang seperti penguin.
Faktor penting lain yang mempercepat kepunahan penguin Afrika adalah perubahan iklim, kebocoran bahan bakar, polusi suara bawah laut akibat lalu lintas laut dan penyakit menular.
Manajer rehabilitasi SANCCOB, Romy Klusener, mengatakan fasilitasnya di Cape Town telah bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk merehabilitasi penguin dan mengembalikannya ke alam liar. Klusener mengatakan bahwa telur yang ada di sekitar sarang tidak aman dan membutuhkan rehabilitasi sekitar tiga bulan hingga menetas dan dilepaskan ke alam liar. Periode ini bisa diperpanjang hingga satu tahun tergantung apakah bayi penguin atau tukik dalam kondisi terluka atau lemah.
Ketika memasuki periode pelepasan, mereka mempertimbangkan beratnya pada berbagai usia, apakah bulunya menjadi tahan air dan mengapung di air tiga kali sehari.
Sementara itu, Manajer Pengembangan Sumber Daya SANCCOB, Ronnis Daniels, mengatakan pihaknya membutuhkan lebih banyak sukarelawan untuk menyelamatkan penguin.
“Mereka yang ingin menyelamatkan penguin Afrika dapat bergabung dengan program sukarelawan internasional enam minggu kami. Sementara bagi mereka yang tidak memenuhi syarat dapat bergabung dengan program magang tiga bulan kami,” ujar Daniels
Dia mengatakan mereka yang mengikuti program magang harus mengambil sikap tegas untuk melindungi spesies penguin Afrika. [Mohamad Deny Irawan]