Jakarta, Gontornews–Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) hingga November 2017 penyaluran kredit perbankan hanya tumbuh 7,4 persen (yoy) menjadi Rp4.635 triliun.
Di mana penyaluran kredit tersebut tumbuh lebih lambat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 8,1 persen (yoy), maupun periode yang sama tahun lalu sebesar 8,5 persen (yoy).
Seperti dilansir dalam publikasi BI terkait perkembangan uang beredar, yang dikutip Sabtu (30/12) Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan, perlambatan terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).
Jumlah KMK yang dialirkan bank hanya sebesar Rp2.131,3 triliun atau tumbuh 7,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan Oktober 2017 sebesar 8,1 persen.
Sementara itu, penyaluran KI tercatat sebesar Rp1.150,4 triliun atau tumbuh 4,6 persen (yoy) per November 2017. Padahal, pada Oktober 2017, kredit tersebut tumbuh di angka 5,5 persen.
Menurutnya, perlambatan pertumbuhan KMK dan KI didorong oleh melambatnya kredit yag disalurkan kepada sektor industri pengolahan, sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan.
Di sisi lain, Kredit Konsumsi (KK) tumbuh stagnan di angka 10,2 persen (yoy) pada November 2017 menjadi Rp1.353,3 triliun. Kredit ke sektor konstruksi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) pada periode yang sama tercatat masih bertumbuh. Namun, kredit real estate justru melempem.
Adapun secara keseluruhan, BI mencatat jumlah uang beredar sebesar Rp5.320 triliun, tumbuh 9,3 persen (yoy), melambat dibanding bulan sebelumnya 10,6 persen (yoy). (Muhammad Khaerul Muttaqien)