Kita ini ngaji. Kalau ada orang mengatakan di Gontor tidak ada pengajian atau orang tidak tahu, kamu yang ada ini harus tahu dan mengerti. Semua guru harus tahu dan mengerti karena guru itu bentengnya. Kalau ada serangan musuh, maka guru pertama kali sebagai bentengnya. Kalau bentengnya bobol, akan terjadi seperti tahun 1967.
Yang pokok dari yang pokok ialah mengerti. Kamu datang ke Pondok Modern Gontor ini, sudah sampai di sini harus kenal. Kenal dan mengerti betul. Yang dikenal jangan kulitnya saja. Yang dikenal hanya aula, Gedung Saudi, dan masjid. Itu perkenalan orang awam. Yang dikenal harus sampai kepada isi dan inti Pondok Modern.
Kamu melihat apa saja di Pondok Modern Gontor ini. Kamu harus bisa menjawab petanyaan-pertanyaan orang luar atau dalam, mengapa begitu, mengapa begini. Segala pertanyaan mengapa-mengapa, semua siswa kelas 5 dan 6 harus dapat menjawab dengan tepat. Umpamanya, ada anak mencuri. Yang dicuri hanya seharga seribu hingga dua ribu rupiah, dan jelas mencuri, diusir juga. Mengapa? Orangtuanya kan bisa mengganti. Mengapa begitu saja di usir. Semua harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Kalau kamu bertanya dan kamu sendiri tidak bisa menjawab, itu penyakit.
Pokok dari yang pokok lagi adalah percaya. Kamu masuk pondok ini percaya bahwa pondok ini perlu bagimu dan baik, pondok ini sudah diatur dan sudah dipikirkan dengan matang. Terlebih dahulu kamu harus percaya itu. Kalau ada yang belum mengerti pun harus percaya. Kalau kamu tidak percaya, kamu rugi, tidak bisa belajar dengan baik dan terkutuk lagi. Kalau belum mengerti, bertanya.
Kita semua yakin dan percaya perintah Allah kepada manusia. Kita semua yakin bahwa semua perintah Allah ada hikmahnya. Tahu hikmahnya atau tidak, kita kerjakan. Mengapa shalat Subuh hanya dua rakaat. Mengapa Dzuhur yang sudah payah-payah disuruh empat rakaat. Kalau bisa menjawab, jawablah. Kalau tidak bisa, jawablah amantu billah. Begitu pula kepada pondok ini.
Mungkin belum mengerti betul segala-galanya, tapi percaya. Lebih-lebih percaya kepada keikhlasan guru-guru, keikhlasan pimpinan, keikhlasan segala peraturan. Ini supaya kamu catat sendiri dalam hatimu: Yang betul-betul belum percaya, haram di sini. Sudah percaya tetapi belum tahu, masih lumayan. Tapi kalau belum dan tidak percaya, jangan di sini.
Pekan Perkenalan adalah pokok. Kalau sampai tidak mengerti, rugi. Lebih-lebih kalau dasarnya tidak mau mengerti. Orang yang tidak tahu tapi tidak mau tahu itu dalam al-Qur’an dikatakan kal an’am bahkan dikatakan bal hum adlallu. Orang yang tidak mau mendengarkan dan tidak mau tahu seperti itu, di dunia banyak. Mungkin di antara siswa-siswa ini ada yang begitu. Mungkin di antara guru-guru ada yang begitu. Yang seperti itu penyakit.
Kamu harus kembali kepada inti tujuan ke sini. Kamu berangkat dari rumah ke sini untuk apa. Tentunya sudah punya jawaban. Tapi mungkin ada yang tidak mau bertanya kepada diri sendiri dan tidak mau ditanya, mengapa datang ke sini. Apa datang ke sini untuk memimpin? Tidak. Apa datang ke sini untuk mengoreksi pondok? Jawablah dengan hati dan lisanmu.
Bukan hakmu mengoreksi pondok. Yang harus dikoreksi itu murid atau guru? Ada murid mau mengoreksi guru. Itu otak keblinger oleh setan. Kalau guru-guru ada salahnya, kita akui. Tapi yang mengoreksi itu bukan kamu. Yang mengoreksi itu pimpinan, sedangkan guru dengan guru saling ingat-mengingatkan. [] Bersambung