Yogyakarta, Gontornews — Yayasan Al-Manaar Ihsan Azhari adalah sebuah lembaga tahfidz al-Qur’an yang didirikan dan dikelola oleh pasangan suami istri alumni Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 2007. Dipimpin oleh Ustadzah Elsadila Dhini Hanima Lc MPd (istri) dan dibina langsung oleh Dr Ustadz Imam Wicaksono Lc MA.
Kepada Gontornews.com, Ustadzah Dini menjelaskan bahwa lembaga induk yang menjadi payung kegiatan mereka Yayasan Al-Manaar Ihsan Azhari. “Sedangkan di bawah payung yayasan ada dua lembaga yakni Al-Manaar li Tahfizh Qur’an dan Pondok Modern Tahfizh Qur’an Al-Manaar,” terang alumnus Gontor Putri tahun 2007 itu.
Al-Manaar sendiri pertama kali didirikan pada tahun 2020. Saat itu santri baru berjumlah sekitar 20 orang. Kemudian tahun 2021 santri mulai bertambah menjadi 150 orang dan pada tahun 2022 jumlah santri mencapai 300 orang. “Kalau kendala pasti ada, tapi selama tujuan kita untuk Allah maka akan dipermudah, jadi jangan pernah berhenti karena manusia,” tekannya.
Diceritakannya yakni pada tahun 2022 tepatnya bulan Syawal, Pimpinan Al-Manaar menghadap salah satu Pimpinan Pondok Gontor yakni KH Hasan Abdullah Sahal. Kala itu Kiai Hasan menasehati untuk dibuatkan pondok sebagai lanjutan dan tempat mukim dari santri-santri lembaga Tahfizh Al-Manaar yang belum bermukim.
Ibu empat anak ini pun lantas menjelaskan bahwa Al-Manaar li Tahfizh Quran merupakan lembaga tahfidz dengan jam pembelajaran mulai pukul 15.30 sampai 17.00 WIB. Usia santri-santrinya dimulai dari usia 3 tahun hingga usia SMP/sederajat. Jumlah santri saat ini mencapai 300-an santri yang tersebar di 9 cabang kampus lokasi kegiatan. “Jumlah asatidznya mencapai 27 orang sebagai pengampu halaqah tahfizh di setiap kampus,” tambah Dini.
Sedangkan untuk Pondok Modern Tahfizh Quran Al-Manaar ialah pondok modern yang konsen kepada hafalan al-Qur’an sebagai lembaga yang menjadi jenjang pendidikan lanjutan dari lembaga tahfizh yang tidak mukim. PMTQ al Manaar memiliki motto, Al-Qur’an wal Lughoh Taajul Ma’had.
Pembelajaran di PMTQ al-Manaar menitikberatkan pada penguasaan tiga hal yakni al-Quran; dimulai dari tahsin, tahfidz, dan berbagai ulumul Qur’an, Bahasa Arab sebagai kunci ulum diniyah, dan Bahasa Inggris sebagai kunci riset-riset dan keilmuan sains modern.
Kurikulum PMTQ al-Manaar merupakan kurikulum pesantren yang memiliki porsi khusus selama 24 jam. “Satuan pendidikan yang digunakan satuan pendidikan Muadalah berjenjang, setingkat SMP-SMA,” pungkas alumnus Strata Satu Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir tersebut. [Edithya Miranti]