Nairobi, Gontornews — Pasca penyerangan yang menewaskan 37 pekerja tambang emas Semafo Kanada Kamis (7/11), perusahaan asing di Burkina Faso terus memperketat keamanan.
Di antara lngkah-langkah keamanan tambahan mulai dari penambahan barak pasukan pemerintah yang melindungi mereka ke tempat yang aman bagi para pekerja di balik kawat berduri dan gundukan tanah.
Untuk meningkatkan keamanan para penambang, perusahaan asing, terutama dari Kanada dan Australia, yang beroperasi di negara Afrika Barat harus mengeluarkan jutaan dolar untuk biaya keamanan.
Seorang analis di Control Risks Group, Vincent Rouget mengatakan penyerang penambang emas adalah insiden paling mematikan yang menargetkan industri pertambangan, atau bisnis swasta di Sahel sejak krisis sandera di Amenas 2013.
“Yang menewaskan puluhan sandera asing di sebuah pabrik gas di Aljazair gurun yang luas,” katanya, seperti dikutip Reuters.
Hal itu, lanjut Rouget telah memaksa industri untuk menerima kenyataan bahwa ancaman telah menyebar jauh di luar gurun utara Niger. Seperti yang dialami Frances’s Areva pemilik operasi penambangan uranium dan ekspatriat yang telah diculik dan ditemukan tewas.
Kepala AAMEG, sebuah badan yang mewakili perusahaan sumber daya Australia di Afrika, Bill Witham mengatakan situasi keamanan yang buruk terus meningkat membuat perusahaan-perusahaan asing yang ada di Burkina Faso berfikir panjang untuk terus berada di tanduk Afrika itu.
“Tapi para penambang masih melihat Afrika Barat secara keseluruhan sebagai investasi yang cukup bagus,” katanya.
Sementara itu, sejak tahun lalu, AQIM sebuah kelompok yang berafiliasi utama al-Qaeda di Afrika Barat, mengatakan jika perusahaan-perusahaan Barat, terutama dari Perancis, adalah target yang sah dalam operasi mereka.[Devi Lusianawati]