Yogyakarta, Gontornews — Suasana haru dan gembira tentu masih berkecamuk di lubuk hati para peserta Reuni Akbar Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2007. Acara yang sukses berlangsung pada 7-8 September 2024 di Loman Park Hotel, Yogyakarta itu pun menyisakan rasa rindu untuk kembali mendengarkan nasihat berharga sang kiai yang pernah menghiasi hari-hari indah saat angkatan Raziev Reinezhwa itu menyantri dulu.
Dr KH Ahmad Hidayatullah Zarkasyi MA dan istri, Nyai Hj Nihayah Achwan menjadi tamu undangan special yang dinanti-nantikan kehadiran juga pesan dan nasihatnya oleh segenap peserta. Di hadapan ratusan peserta reuni, berulang kali Al-Ustadz Hidyatullah menekankan tentang sumpah iblis untuk menggoda anak manusia. Nabi saja digoda oleh setan/iblis, apalagi kita manusia biasa. Ujian manusia di dunia ini ada pahit dan manisnya, semua itu bisa kita lihat di dalam al-Qur’an.
Lantas, apakah kita bisa lulus dari godaan setan? Jawabnya, bisa. Hamba yang ikhlas akan selamat dari godaan setan. Selain ikhlas, hamba yang selamat dari godaan setan adalah hamba yang bertakwa. Allah SWT menjelaskan bahwa hamba-hamba Allah ini lemah, tidak memiliki kekuatan.
Maka, berpeganglah pada Taawudzat. “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah.” QS. Al-‘Araf ayat 200. “Iman kita naik turun, maka ketika iman kita turun Taawudzat adalah senjatanya,” tekan KH Hidayatullah.
“Jangan terlena dengan kesementaraan! Kita di Gontor diajarkan untuk maraton, fokus pada tujuan kita. Ketika kita sedang lemah terhadap apa pun, yang harus kita lakukan adalah pertama, ingat besok seakan-akan kita akan mati (dzikrul maut). Shalatlah, seakan Itu shalat yang terakhir bagimu! Penyakit bisa datang kapan saja, kecelakaan bisa datang kapan saja, dan kematian tidak melihat usia.”
“Kedua, gelar sajadahmu! Ungkapkan kepada Allah, karena itu bisa mengurangi bebanmu. Jangan lupa untuk selalu beristighfar, untuk menghapus dosa-dosa kita. Karena dzikir untuk menenangkan hati.”
Bagaimana kalau kita sudah banyak berdzikir, tapi hati tetap tidak tenang? Setidaknya dengan berdzikir, bisa mengurangi sedikit beban. Seperti dalam ilmu psikologi, setelah kita mengungkapkan apa yang ada di dalam hati, menarik nafas dan menghembuskan kembali, setidaknya bisa mengurangi beban kita.
Jangan lupa untuk mengajarkan anak-anak mengaji! Akan ada kebanggaan tersendiri bagi anak, jika ibunya sendiri yang mengajarkan mengaji.
“Profesi apa pun dan dimana pun itulah sajadahmu. Suami adalah sajadah bagi istri, maksimalkan sajadahmu. Jangan terlena untuk tidak beribadah bersama suami! Jalan sajadah kita bermacam-macam. Ingatlah bahwa laki-laki itu egois, maka taklukkan dengan keshalihanmu,” pesan Kiai Hidayatullah.
“Omelanmu, cubitanmu, cerewetmu ke anakmu itu adalah ibadahmu. Semoga kalian semua bisa mendidik dzurriyyah shalih dan shalihah, niatkan semuanya untuk beribadah kepada Allah. Jika doamu belum dikabulkan sekarang, pasti suatu hari nanti akan Allah kabulkan. Jika tidak di dunia, kelak in syaa Allah akan dikabulkan di akhirat,” pungkas Kiai Hidayatullah Zarkasyi yang pernah mengemban amanah sebagai Wakil Pengasuh Gontor Putri 1 tersebut. [Edithya Miranti]