Probolinggo, Gontornews — Sedikitnya 70 pengasuh Pondok Pesantren se-Kota dan kabupaten Probolinggo mengikuti Halaqoh Fikih Peradaban II di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Rabu 20 Desember 2023. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini berharap pertemuan ini dapat menjadi ajang silaturahim sekaligus menyamakan pemikiran tentang berbagai isu guna mencegah perpecahan atau iftiraq.
“Halaqah selain untuk silaturahim juga untuk menyamakan pemikiran tentang berbagai isu. Ini penting agar tidak terjadi ikhtilaf, meski ikhtilaf itu suatu yang normal akan tetapi, jangan sampai iftiraq,” ungkap Kiai Zuhri sebagaimana dilansir laman resmi Pesantren Nurul Jadid Paiton.
“Saat ini, warga Indonesia bahkan masyarakat global sedang menghadapi cobaan-cobaan yang berat, utamanya sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan berujung terorisme,” sambungnya.
Kiai Zuhri menambahkann, situasi ini, jika tidak disikapi dan ditanggulangi, dapat menjadi masalah yang sangat besar yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan beragama.
“Oleh karena itu, sudah selayaknya kita berupaya untuk meminimalisir meskipun tidak mampu meniadakan masalah kekerasan dan terorisme tersebut baik dalam kelompok, individu maupun negara,” jelas Kiai Zuhur.
Sebagai informasi, fikih peradaban merupakan konsep hukum Islam yang dikembangkan Nahdhatul Ulama (NU) yang menekankan pada prinsip keberagaman, toleransi, dan musyawarah. Konsep tersebut juga mencakup beberapa aspek, termasuk fikih siyasah dan negara bangsa.
Gelaran Fikih Peradaban II mengangkat tema ‘Fikih Perdamaian: Reposisi Peran Islam dalam Merespon Isu-Isu Geopolitik Internasional’. Pengambilan tema tersebut bertujuan untuk memperkuat pemikiran dan gerak Islam melalui pondok pesantren dan komunitas agama dalam menghadapi sikap tegas merespons isu-isu kemanusiaan khususnya konflik di negara-negara Timur Tengah. [Mohamad Deny Irawan]