Tasikmalaya, Gontornews — Sekitar 50 pesantren se-Kabupaten Tasikmalaya yang tergabung dalam Rabithatul Ma’ahid Al-Islamiyah (RMI) Jawa Barat Ahad (19/11/2023), mengikuti pertemuan halaqoh di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya.
Pertemuan bertajuk halaqah pesantren memimpin perubahan: re-orientasi pesantren di era disrupsi di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya juga dihadiri sejumah tokoh termasuk pimpinan RMI Jawa Barat, KH Abdurrahman S.Pd.I.
Laman darussalam-tasik.ac.id melansir sejumlah tokoh kehormatan yang hadir, seperti: Dr KH Ahmad Deni Rustandi selaku tuan rumah Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya, Prof Dr KH Abun Bunyamin, KH Juhadi Muhammad, KH Abdurrahman, Dr KH Dede Rofiq Yunus, KH Ubaidillah Ruhiyat, Drs H Harun Harosid, Drs KH Atam Rustam dan Dr KH Ahmad Zaki Mubarok.
Secara khusus, pertemuan pesantren Nahdhatul Ulama (NU) itu membahas tentang cara untuk membentuk mental santri yang kuat untuk menghadapi segala hal di masa depan. Beberapa poin yang menjadi bahasan, salah satunya, adalah seputar upaya untuk menjadikan santri lebih produktif serta membiasakan para santri untuk berakhlak karimah.
“Dalam mengoptimalkan perannya menghadapi tantangan disrupsi adalah dengan (mendorong santri) produktif spiritual, fisik, sosial, teknologi, karya tulis, produktif dalam berdakwah dan kewirausahaan,” ungkap ketarangan resmi Pondok Pesantren Darussalam Tasik.
“Di samping itu, seorang santri harus menguasai keterampilan yang bermuatan 4C: critical thinking, creativity, colaboration dan communcation. Serta HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam memahami dan memecahkan suatu masalah,” tutupnya. [Mohamad Deny Irawan]