Jerusalem, Gontornews — Sejumlah rabbi atau pemuka agama Yahudi menggelar konferensi besar membahas serangkaian peristiwa yang terjadi di Arab-Israel.
Dalam acara bertajuk “Konferensi Darurat untuk Keamanan Bangsa Israel di Tanah Suci†yang di gelar di Jerusalem tersebut, puluhan rabbi Yahudi mendukung tindakan tembak mati tanpa kecuali terhadap warga Palestina yang berusaha atau berpikir menyerang orang-orang Israel.
“Setiap teroris Arab yang keluar dari rumahnya dengan maksud untuk menyakiti orang-orang Yahudi mereka harus ditembak tanpa pertimbangan berlebihan,” seru para rabbi seperti dilaporan breakingisraelnews, Selasa (17/5).
Konferensi tersebut dihadiri para rabbi seperti Levi Yitzhak Horowitz (Bostoner Rebbe), Kepala Rabbi Safed Rabbi Shmuel Eliyahu, Kepala Rabbi Bnei Brak Rabbi Moshe Landau, Temple Institute Direktur Rabbi Yisrael Ariel, dan pendidik Rabbi Shalom Emas.
Pernyataan ini menjadi pesan penting bagi Pemerintah Israel dan tentara zionis Israel agar bertindak tegas melawan setiap aksi warga Palestina yang mencoba menyerang warga Yahudi. Dengan membunuh si penyerang, menurut mereka, tentara Israel telah memenuhi ajaran Talmud.
“Ketika seseorang datang untuk membunuh Anda, maka bunuhlah dia pada kesempatan pertama,†kata salah seorang rabbi.
Dalam pertemuan ini, mereka juga membahas kasus yang baru saja menimpa seorang tentara Israel yang menjalani persidangan setelah menembak warga Palestina bulan Maret lalu. Sebagian besar mereka berpendapat, tindakan tentara Israel tersebut sudah benar, karena menganggap korbannya termasuk teroris.
Menurut Rabbi Shalom Emas, tanggung jawab setiap orang dalam kepemimpinan adalah memperkuat tentara di manapun mereka berada. Mereka harus melindungi dan membela warga Yahudi serta melakukan pekerjaan yang baik.
“Mereka adalah tentara yang paling bermoral dalam sejarah dunia,†terangnya.
Untuk melindungi rakyat Israel dari terorisme yang mengganggu negara, para rabbi ini menulis sebuah pernyataan sikap, “Satu-satunya cara untuk mengatasi gelombang teror pembunuh Arab di Tanah Suci adalah dengan berdirinya Pemerintah Israel, dan tidak akan pernah ada negosiasi di wilayah Tanah Suci.”
Terkait pemukiman Israel yang dibangun di wilayah Palestina, dia juga menegaskan bahwa tanah yang dikuasai Israel saat ini adalah pemberian Tuhan mereka, dan tidak akan dilepas sedikitpun untuk orang lain. “Ini milik orang-orang Yahudi dari semua generasi. Tidak ada yang memberi kami izin untuk menyerahkan setiap bagian dari Israel ke orang lain,” kata Rabbi Emas.
Menurutnya, negara harus belajar bahwa setiap kali melepaskan bagian dari Israel, itu hanya membawa dampak buruk dan penderitaan. Merujuk pada 2005, paparnya, penarikan sekitar 10.000 warga Israel dari Jalur Gaza dan Samaria utara yang mengakibatkan pengambilalihan Gaza oleh Hamas,†terangnya.
“Kami, para rabbi di sini, akan berdiri dan melawan solusi dua negara yang tidak akan pernah terjadi,” terangnya. [Ahmad Muhajir/Rus]