London, Gontornews – Sejarah baru terjadi di London. Untuk pertama kalinya, seorang Muslim dari keluarga imigran sederhana terpilih menjadi Wali Kota London. Sadiq Khan (45), kandidat dari Partai Buruh,  berhasil merebut 57% suara dan mengalahkan rival terdekatnya dari kubu Konservatif, Zac Goldsmith (41).
Menurut Reuters, Khan adalah anggota parlemen Inggris. Dia anak kelima dari keluarga imigran asal Pakistan yang berprofesi sebagai sopir bis. Sementara Goldsmith adalah anak dari keluarga milyader berdarah Yahudi.
Ketika suara baru dihitung sampai 80%, beberapa media seperti The Guardin Sabtu (7/5) dinihari sudah memastikan kemenangan berada di pihak Khan. Secara matematis, kemenangan Khan sulit dikejar Goldsmith.
Kemenangan Khan merupakan buah dari perjuangan luar biasa. Pasalnya, sebelum pemilihan sempat terjadi perang opini yang keras dan berbau rasis dan sara. Goldsmith bahkan sengaja menulis opini yang menuduh khan sebagai bagian dari jaringan teroris. ‘’Apakah kita akan menyerahkan kota terhedabt di dunia ini pada Partai Buruh yang menganggap teroris sebagai teman?’’ tulisnya di Daily Mail.
Kampaye hitam agaknya tidak laku dijual. Warga London lebh peudli pada masalah real seperti isu perumahan, transportasi dan lapangan kerja. Khan dalam kampanyenya berjanji akan bekerja keras untuk mewujudkan perumahan dan transportasi yang terjangkau dan upah pekerja yang lebih baik. ‘’Saya ingin setiap warga London memiliki kesempatan seperti yang diberikan kepada saya dan keluarga. Kesempatan yang bukan sekadar bertahan hidup, tetapi meraih sukses.’’ Ungkapnya dalam pidato kemenangannya.
Dengan kemenangan mutlak, Sadiq Khan berhak menjadi wali kota yang sebelumnya dijabat Boris Johnson. Peristiwa ini menandai sejarah baru, yaitu untuk kali pertama seorang Muslim memimpin Kota London.
Di Eropa, Khan merupakan Muslim kedua yang menjadi wali kota, setelah sebelumnya ada Ahmed Aboutaleb yang menjadi Wali Kota Rotterdam, Belanda.
Sadiq Khan adalah anak dari seorang sopir bus dari Pakistan yang menjadi imigran di London. Khan tumbuh besar di lingkungan kelas menengah dan pernah bekerja sebagai pengacara kasus HAM sebelum menjadi menteri di pemerintahan.
Imigran Asia dan kulit hitam, Muslim, Sikh, Hindu, dan terutama India juga mendukung Khan. Kantor berita AFP juga mencatat, kampanye kotor Goldsmith memicu preferensi para pemilih untuk beralih memilih Khan. [Dedi Junaedi]