Pasang Iklan Pasang Iklan
  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah
Minggu, 7 Maret, 2021
Gontornews
  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result
Gontornews
No Result
View All Result
Home Values Kolom

Sekali Lagi Kaderisasi

Oleh Muhammad Irfanudin Kurniawan, Dosen STAI Darunnajah Jakarta

M Khaerul Muttaqien by M Khaerul Muttaqien
29 Oktober 2020
in Kolom
0
Foto: Gontor

Tiga orang santri terlihat sibuk dengan aktivitasnya, di antara mereka ada yang sedang berdiri memperhatikan para santri supaya bergegas menuju masjid.

Satunya lagi memindahkan karpet masjid yang basah terkena hujan menuju sebuah bangunan dan diterima oleh temannya lainnya untuk untuk dijemur.

Seperti biasa, saya mencoba menyapa mereka satu persatu, tanpa diduga santri pertama dengan ketus menjawab “Ustadz tidak lihat saya sedang sibuk menggerakkan santri.”

Santri kedua mendesah sambil menjawab, “Saya sedang menjalankan tugas.” Anehnya, santri ketiga sambil tersenyum dan sesekali bershalawat menjawab, “Saya sedang mengkader” katanya.

BACA JUGA

Pembelajaran di Era New Normal: Blended Learning Sebagai Salah Satu Alternatif Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Dampak Miras pada Keuangan Keluarga dan Ekonomi Syariah

Miras, Induk Segala Kejahatan!

Teknologi LoRa: Solusi Alternatif Media Komunikasi Para Pendaki

Pengembangan Artificial Intelligence dalam Kesehatan Mental

Cerita sederhana ini mewakili cara pandang (worldview, fikrah), semua orang terhadap apa yang sedang dia lakukan.

Ada santri bahkan guru yang setiap hari mengeluh dengan aktivitasnya yang membosankan, dia belum memiliki pandangan jauh ke depan, belum bisa memaknai apa yang dilakukan.

Santri kedua sudah mulai bisa memaknai, dia ingin menjalankan sebuah tugas yang diamanahkan, namun masih sebatas melaksanakan.

Santri ketiga bersemangat dan berbahagia, karena sudah menemukan arti dari sebuah pengabdian, yaitu bukan hanya perbuatan fisik yang terikat dengan waktu sesaat, tapi jauh menembus waktu, yang dalam ucapan seorang kiai, yang baru wafat pekan ini, “Kita harus bergerak, tergerak, menggerakkan”.

Santri ketiga sadar bahwa apa yang dia lakukan dengan penuh kesadaran akan menjadi contoh, uswah hasanah, atau bahasa lainnya disebut leaving a legacy (meninggalkan warisan).

Menurut para psikolog, keinginan atau kebutuhan meninggalkan warisan merupakan fitrah tertinggi manusia, setelah kebutuhan untuk hidup, dicintai dan juga kebutuhan belajar.

Pertanyaannya apakah hanya dengan menjemur karpet basah sudah menjadi sebuah warisan? Jawabannya kembali kepada cara pandang masing-masing tentunya. Yaitu bagaimana memaknai apa yang dilakukan. Bagi saya pribadi menjemur karpet itu merupakan sebuah pengabdian, khidmah, memberikan kenyamanan bagi orang-orang yang melakukan ibadah, shalat, i’tikaf, membaca Al-Qur’an, belajar bersama.

Menanamkan nilai pengabdian kepada pelaku, bahwa menjadi pemimpin adalah berkhidmah, sebagaimana yang sering disebukan raisul qaumi khadimuhun, pemimpin suatu kaum adalah pelayannya.

Lord Hallifax seorang penulis handal berkata dalam salah satu karangannya, “service is the rent the we pay for our room in earth.”

Apabila kita artikan secara literal, maksudnya adalah bahwa pelayanan merupakan harga yang harus kita bayar untuk tempat kita di bumi.

Maka tidak heran ketika ada seorang syaikh yang memaksakan diri menanam pohon Zaitun di masa tuanya, yang membuat seorang kaisar keheranan, karena secara fisik syaikh tersebut tidak mungkin bisa menikmati buah Zaitun yang dia tanam.

Tapi dengan penuh keyakinan dengan aura keiklasan, syaikh tersebut menjawab, saya hanya berusaha memberikan warisan.

Memberikan warisan dalam artian memberikan manfaat, sumbangan yang masih terus terasa manfaatnya, baik langsung atau tidak langsung ketika pemberi warisan sudah tidak ada.

Dia bukan hanya sekedar hidup tapi dia menghidupi, bukan hanya sekedar bergerak tapi menggerakkan. Bukan hanya sekedar berjuang tapi memperjuangkan. Bukan hanya sekedar melaksanakan tapi dia mengaderkan.

Ada banyak hal yang bisa menjadi warisan yang bermanfaat, dalam konteks kehidupan pesantren salah satunya  kaderisasi.

Dia menjadi penentu stabilitas pesantren ketika ditinggal pendiri. Dia akan menjadikan sebuah amalan yang terus memberikan pahala.

Kaderisasi merangkum tiga warisan yang sering disebutkan sang Nabi, yaitu shadaqah, baik fisik maupun nonfisik, bangunan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Ilmu yang bermanfaat, karena terus dipraktikkan dan diajarkan, itu juga merupakan shadaqah yang utama, belajar kemudian mengajarkannya.

Anak shalih yang mendoakan, dalam pendidikan, anak didik merupakan anak idiologis, yang doa-doanya serta perbuatan baiknya akan terus sampai kepada para guru, kiai dan orang-orang yang mengadernya.

Tulisan ini saya peruntukkan kepada kiai saya, alm Dr KH Adullah Syukri Zarkasyi MA, yang ketika saya tulis namanya, untuk kesekian kalinya air mata ini mengalir.

Semoga saya bisa menjadi kader beliau walaupun itu masih sangat jauh panggang dari api.

Dalam ingatan kami, setiap kali mendengar ceramah-ceramah beliau semasa di pesantren dulu, membuat jiwa ini ingin langsung bergerak, menggerakkan, mengader para santri.

Tahun 2010 awal penulis pulang, sebagai alumni S1, dalam kebingungan dan kebimbangan penulis bermimpi bertemu beliau, dengan senyum yang menawan, beliau berkata, “Kamu harus kuat, kamu harus kuat.”

Mimpi yang tidak lama itu menjadi penyemangat untuk terus berbuat, bangkit dan tidak mudah menyerah.

Semoga almarhun husnul khatimah dan semua yang membaca tulisan ini bisa mejadi pewaris nilai-nilai dan kader-kader perjuangannya. []

Ulujami, 27 Oktober 2020

Tags: GontorKH Abdullah Syukri Zarkasyi
ShareTweetSend
Previous Post

Turki Selidiki Charlie Hebdo karena Menghina Erdogan

Next Post

Kobarkan Semangat Juang, MIT NURI 1 Gelar Upacara Virtual Peringatan Hari Sumpah Pemuda

M Khaerul Muttaqien

M Khaerul Muttaqien

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Foto: kesatu.co

Memungkinkan Investasi Miras untuk Semua Daerah, HNW: Perpres Investasi Miras Makin Penting Ditolak

3 Maret 2021
Kiai Ponpes Al-Amien Prenduan Sambut Hangat Kunjugan Silaturahim Kepala Staf Komando Daerah Militer V Brawijaya

Kiai Ponpes Al-Amien Prenduan Sambut Hangat Kunjugan Silaturahim Kepala Staf Komando Daerah Militer V Brawijaya

27 Februari 2021
Foto: gontornews.com

STAI Al-Hidayah Bogor Gelar Webinar Pengelolaan Jurnal Ilmiah Bereputasi

7 Maret 2021
Foto: Koleksi HNW

Agar Tak Sekedar Wacana, HNW: Penting Presiden Jokowi Segera Buat Perpres Baru Terkait Pencabutan Ketentuan Investasi Miras dalam Perpres 10/2021

3 Maret 2021
Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

Lima Makanan Herbal Membantu Mengobati Cikungunya

19 September 2018

Wakil Bupati Luwu Launching Gerakan Sejuta Koin Wakaf untuk Pesantren

7 Maret 2021
Para Kiai Minta UIN Walisongo Sinergikan Kebebasan Akademik dan Kegiatan Rohani

Para Kiai Minta UIN Walisongo Sinergikan Kebebasan Akademik dan Kegiatan Rohani

7 Maret 2021
Peletakan Batu Pertama Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo

Peletakan Batu Pertama Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo

7 Maret 2021
UEA akan mengembangkan beberapa proyek infrastruktur besar di Indonesia, termasuk resor pariwisata bernilai jutaan dolar di provinsi paling barat Aceh. (Pixabay)

UEA Bangun Resor Pariwisata Senilai 500 Juta Dolar di Aceh

7 Maret 2021
Foto: Hurriyetdailynews.com

Sejumlah Provinsi di Turki Bersiap Akhiri Pekan Bebas Penguncian

7 Maret 2021
Gontornews

Kantor :
Jalan Taman Sejahtera No.1A RT.06 RW.03 (Samping Masjid Jami' Al-Munir) Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan
Telp : 021-29124801
Fax : 021-29124802
Layanan Pelanggan : 0819-1515-1456 (Khusus WA)
Email :
sirkulasi@gontornews.com
iklan@gontornews.com
penjualan@gontornews.com

Cari

No Result
View All Result

Tentang Kami

  • Profil
  • Redaksi & Manajemen
  • Info Iklan
  • Panduan Kebijakan Media
  • Berlangganan Majalah
  • Komplain Majalah

© 2018 gontornews.com. All Rights Reserved

  • Home
  • GN
  • News
    • Dunia
    • Nasional
    • Nusantara
  • Inspirasi
    • Sirah
    • Dakwah
    • Hidayah
    • Ihwal
    • Jejak
    • Sukses
    • Mujahid
    • Oase
  • Pendidikan
    • Lembaga
    • Buku
    • Beasiswa
    • Risalah
    • Khazanah
    • Keluarga
  • Muamalah
    • Ekonomi
    • Peluang
    • Halal
    • Rihlah
    • Konsultasi
  • Tadabbur
    • Tafsir
    • Hadis
    • Dirasah
  • Values
    • Tausiah
    • Sikap
    • Mahfudzat
    • Cahaya
    • Kolom
    • Afkar
  • Saintek
    • Sains
    • Teknologi
    • Kesehatan
    • Lingkungan
  • Laput
    • #IBF2020
  • Wawancara
  • Gontoriana
    • Pondok
    • Trimurti
    • Risalah
    • Alumni
    • Wali Santri
  • MG-El
No Result
View All Result

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com