New Haven, Gontornews – Sebuah penelitian mengejutkan menyatakan setidaknya sekitar 3 triliyun di seluruh dunia tumbang. Bagi peneliti, penelitian ini menunjukan bahwa daya rusak manusia terhadap pohon lebih cepat 8 kali lipat dari perkiraaan semula.
Tim beranggotakan 15 orang yang dipimpin oleh ahli Yale University mengkombinasikan data yang dihasilkan dari perhitungan klasik, teknologi satelit, super komputer untuk menghasilkan sensus pohon paling komprehensif yang pernah dilakukan.
“Saya tidak menduga dengan apa yang terjadi, namun saya pasti terkejut dengan temuan yang sedang kita bicarakan berada di angka triliyunan,” kata Thomas Crowther dari Yale School of Forestry and Evironmental Studies in Connectticut in the states sebagaimana dilanisir ABC news.
Dalam laporan yang terangkum dalam jurnal Nature tersebut, temuan itu adalah berita buruk. Pasalnya, perhitungan tersebut juga mengungkap aksi deforestasi yang terjadi telah terjadi sejak awal peradaban manusia. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa aksi deforestasi belum mereda dengan 15 miliar pohon setiap tahun dikabarkan tumbang akibat penebangan.
Tim peneliti melandaskan penelitian ini pada jumlah pohon yang diverifikasi sekitar 400.000 lahan di hutan. Selain itu, mereka juga menggunakan satelit untuk menentukan faktor-faktor seperti iklim, topografi, vegetasi, kondisi tanah dan perbuatan manusia yang berdampak pada kepadatan pohon.
Model penelitian ini lantas dapat dikembangkan untuk memperkirakan jumlah pohon di tingkat regional. Selain itu, mereka juga menggambar peta global yang mencapai angka 3,04 triliun pohon di bumi.
“Kepadatan tertinggi pepohonan ditemukan di hutan Boreal di daerah Sub-Arktik Rusia, Skandinavia dan Amerika Utara,” kata para peneliti
“Tapi kawasan hutan terbesar, sejauh ini berada di daerah tropis yang merupakan rumah bagi sekitar 43 persen spesis pohon di dunia,” tambahnya.
Tim kemudian melakukan perhitungan bahwa aktifitas penebangan pohon oleh manusia melalui program deforestrasi serta pengalihfungsian lahan menjadi faktor utama yang mempengaruhi jumlah pohon.
Penelitian ini juga menemukan bahwa penanaman kembali pohon yang telah ditebang atau forestasi turun di angka 46 %.
“Singkatnya, kepadatan pohon menurun seiring dengan populasi manusia yang terus meningkat. Kami sudah hampir menghitung setengah dari jumlah pohon di dunia serta dampaknya terhadap iklim dan kesehatan manusia,” kata Crowther.
“Penelitian ini menyoroti bagaimana usaha yang diperlukan jika ingin mengembalikan kesehatan hutan di seluruh dunia,” tambahnya.
Selain menawarkan oksigen, pohon-pohon yang ada di hutan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar serta tempat tinggal. Padahal, jumlah karbon yang dihasilkan pohon sangat penting dan sangat berkontribusi terhadap pengurangan dampak pemanasan global yang terjadi di seluruh dunia dewasa ini. [Mohamad Deny Irawan/DJ]