New York, Gontornews – Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dikabarkan menolak pembicaraan terkait laporan tentang wanita dan gadis Rohingya yang diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar.
Harian The Guardian menyebutkan, utusan khusus PBB untuk kekerasan seksual dan konflik, Pramila Patten melakukan kunjungan selama 4 hari pada pertengahan Desember lalu untuk membahas kasus tersebut kepada pejabat pemerintah setempat.
Menurut Patten, Aung San Suu Kyi menolak untuk terlibat dalam diskusi tersebut.
“Pertemuan dengan konselor negara merupakan panggilan kehormatan yang dilaksanakan sekitar 45 menit. Sayangnya, bahasan substantif itu tidak terjadi,” kata Patten dalam surat yang dikirm kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guteres pekan lalu.
Ketimbang menerima diskusi tersebut, Patten menambahkan, Aung San Suu Kyi lebih memilih untuk melakukan pertemuan dengan pejabat senior Myanmar untuk membicarakan kasus di wilayah Provinsi Rakhine itu. [Mohamad Deny Irawan]