Bangkok, Gontornews — Pakar hukum Thailand, Jum’at (13/8/2021), mengingatkan pemerintah untuk tidak mengekang pasokan vaksin AstraZeneca buatan dalam negeri. Secara khusus, Borwronsak Uwanno, anggota Dewan Negara Thailand, mengkritik upaya pemerintah dalam menerbitkan aturan atau undang-undang tentang keamanan vaksin nasional. Aturan tersebut membuat pemerintah Thailand untuk membatasi ekspor vaksin AstraZeneca buatan lokal oleh Siam Bioscience ke negara-negara lain.
Kekhawatiran Uwannon berangkat dari munculnya kampanye Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Mahidol University, Prasert Auewarakul, tentang undang-undang keamanan vaksin. Prassert berdalih pemerintah berisiko mengalami kekurangan vaksin jika tidak mendapatkan stok vaksin dalam 2 hingga 3 bulan ke depan. Prasert pun mengusulkan ke pemerintah untuk menghentikan sementara ekspor vaksin demi mencegah risiko kekurangan pasokan vaksin dalam periode tersebut.
Sebaliknya, Borwornsak mengingatkan bahwa pembatasan ekspor vaksin memiliki konsekuensi hukum bagi pemerintah. Pemerintah, sebut Borwornsak, berpotensi melanggar konstitusi andai pembatasan ekspor vaksin terus berjalan. Akibatnya, negara berpotensi mengalami gagal kontrak sehingga pemerintah lain menuntut ganti rugi atas pelanggaran kontrak tersebut.
“Pemerintah harus mengganti kerugian sesuai tuntutan dan tidak ada yang tahu berapa jumlahnya. Bisa miliaran atau puluhan miliar,” kata Browornsak dalam postingannya di laman facebook pribadinya yang dilansir Bangkok Post.
Tidak hanya itu, pemerintah Thailand juga berpotensi kehilangan kredibilitas di kalangan investor asing serta menjadi kambing hitam negara-negara ASEAN serta komunitas internasional yang menunggu pasokan vaksin dari negeri tersebut.
Ia juga mengkritik pemerintah yang ia nilai tidak sigap dalam mengamankan pasokan vaksin sebanyak mungkin dari sejumlah produsen dunia.
“Rupanya mereka tidak mendengar (masukan) saya sehingga kita berada dalam situasi krisis saat ini. sebelum pemerintah menanggapi kritik , kita harus mempertimbangkan pro dan kontra dengan hati-hati.
Namun, Prasert menjaslakan bahwa pembatasan ekspor vaksin AstraZeneca ke luar negerihanya berdampak kecil dalam upaya penanggulangan Covid-19 bagi Thailand. [Mohamad Deny Irawan]