Suriah, Gontornews – Sabtu (14/4) pagi, Amerika Serikat (AS) bersama Inggris dan Prancis meluncurkan serangan militer ke Suriah. Serangan tersebut diarahkan ke tiga tempat yang dianggap sebagai situs senjata kimia yang ada di Suriah.
Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan serangan militer itu memiliki tiga sasaran di Suriah sebagai bagian dari upaya menghancurkan penelitian, pengembangan, dan kemampuan senjata kimia yang dimiliki rezim Suriah.
Ketiga tempat yang ditargetkan, pertama adalah Pusat penelitian di distrik Barzeh, Damaskus.
Jenderal tertinggi Washington, Jenderal Joseph Dunford, mengatakan, Pusat Studi dan Riset Ilmiah Suriah di distrik Barzeh merupakan fasilitas militer sebagai pusat Suriah untuk melakukan penelitian, pengembangan, produksi dan pengujian teknologi perang kimia dan biologi.
Demikian dengan Militer Perancis yang juga mengkonfirmasi serangan terhadap fasilitas penelitian tersebut.
Sementara itu, informasi yang diperoleh dari Kantor berita negara Suriah SANA bahwa serangan itu hanya menghasilkan kerusakan material. Serangan tersebut menghancurkan sebuah bangunan yang mencakup pusat pembelajaran dan laboratorium.
Tempat kedua yang menjadi sasaran serangan adalah Pusat penyimpanan senjata dekat Homs.
“Kedua menargetkan fasilitas penyimpanan di barat Homs yang diyakini menghasilkan senjata kimia,” kata Dunford.
Media pemerintah Suriah mengatakan bahwa rudal dalam serangan kedua itu dicegat oleh sistem pertahanan rudal yang dimiliki Suriah.
“Rudal yang menargetkan posisi militer di Homs digagalkan dan dialihkan, dan melukai tiga warga sipil,” jelas Kantor Berita SANA.
Tempat terakhir yang ditargetkan adalah Pos komando dan fasilitas penyimpanan yang berada tidak jauh dari target sebelumnya.
Menurut Dunford target ketiga tersebut merupakan tempat yang berisi fasilitas penyimpanan peralatan senjata kimia dan pos komando penting.
Sementara itu, Seorang Pejabat Senior yang mendukung pasukan pemerintah Suriah mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Damaskus telah mengetahui informasi serangan tersebut.
“Kami memgetahui itu dari Rusia, dan semua pangkalan militer telah dievakuasi beberapa hari sebelum serangan. Kami juga sedang melakukan penghitungan terhadap kerusakan material,” kata pejabat itu.
Selain itu, dilaporkan bahwa penargetan juga diarahkan ke pangkalan udara al-Shirai di al-Dimas, barat Damaskus dekat perbatasan Lebanon. Namun Para pejabat AS belum mengomentari laporan tersebut.
Menurut Reuters, serangan juga dilakukan di Masyaf, sekitar 170 kilometer di utara Damaskus, yang merupakan depot senjata di wilayah timur Qalamoun timur laut ibukota. Kemudian di wilayah Kisweh di selatan Damaskus dan sebuah situs di perbukitan Qasyoun yang menghadap ke ibukota.[Devi Lusiana]