Istanbul, Gontornews — Pemerintah Turki, Jumat (28/07/2023), mengulangi kecamannya atas serangkaian aksi penodaan terhadap Al-Qur’an di Eropa. Kali ini, Turki tidak segan menyebut aksi tersebut sebagai wabah.
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mengatakan dunia Islam akan mengambil beberapa keputusan dalam pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 31 Juli mendatang. Turki percaya bahwa penghinaaan terhadap kitab suci yang dilakukan di bawah pengawasan negara merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
“Melihat sejarah yang terjadi belakangan ini, banyak pelajaran yang bisa dipetik. Segala sesuatu di Eropa dimulai dengan pembakaran buku dan buku-buku itu dibakar di bawah pengawasan negara. Setelah pembakaran buku, ada kamp konsentrasi dan kita tahu sesuatu yang terjadi setelahnya,” kata Fidan saat melakukan konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijiarto, di Budapest Hongaria.
“Perkembangan strategis, sosial dan lainnya akan muncul dari sesuatu yang tidak dipahami dengan baik,” sambung Fidan sebagaimana dilansir Anadolu.
Turki, tegas Fidan, akan terus menunjukkan reaksi pertentangan di forum-forum internasional. Mereka menganggap respons ini dapat meningkatkan solidaritas dan kerjasama internasional.
“Kami pikir politisi dan negarawan Eropa baru saja mulai mengembangkan kesadaran tentang masalah ini. Meskipun kami hanya melihat beberapa kesadaran, mereka akan tetap mencerminkan hal ini dalam praktik dan pembuat kebijakan,” jelas Fidan.
Dalam beberapa waktu terakhir, aksi pembakaran Al-Qur’an terjadi di beberapa negara di Eropa, terutama di Swedia dan Denmark. Selain Turki, aksi provokatif itu menuai kecaman keras dari sejumlah negara Islam. [Mohamad Deny Irawan]