Karakas, Gontornews — Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, Ahad (5/7/2021), memberikan ultimatum kepada skema penyedia vaksin global COVAX untuk segera mengirimkan vaksin Covid-19 mulai pekan ini. Maduro mengklaim Venezuela telah melunasi pembayaran pembelian vaksin senilai 120 juta Dollar AS kepada Covax.
Sebelumnya, Covax menyampaikan bahwa United Bank of Switzerland (UBS) telah memblokir pembayaran Venezuela pada bulan Juni. Venezuela mengandalkan pembayaran ke sistem COVAX melalui perbankan domestik dengan menggunakan mata uang asing.
“Kami memberi ultimatum kepada sistem COVAX: kirimkan vaksin kepada kami atau kembalikan uang tersebut pada kami. Titik!” kata Maduro sebagaimana dilansir Reuters.
Sejumlah pejabat mengatakan bahwa sanksi UBS telah menghambat kemampuan mereka untuk melakukan pembayaran kepada COVAX. Namun, pada bulan April, pemerintah Venezuela telah melakukan pembayaran kepada COVAX yang memberikan dosis vaksin kepada negara-negara miskin.
“Sistem COVAX telah mengecewakan Venezuela. Mereka tidak menjawab kita,” kata Maduro.
Sejatinya, negara berpenduduk 28 juta orang itu meerima 3,5 juta vaksin Rusia dan Cina sejak Februari 2021. Venezuela sendiri menerima vaksin keluaran Johnson & Johnson dan Novavax dari skema COVAX.
Awal tahun ini, Covax telah menyisihkan 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca bagi Venezuela. Tetapi, Maduro melarang penggunaan vaksin keluaran AstraZeneca karena khawatir risiko pembekuan darah.
Sementara itu, pemerintah telah kedatangan 30.000 dosis vaksin asal Kuba, Abdala. Rencananya, pemerintah Venezuela akan melakukan penelitian terhadap vaksin tersebut.
Otoritas kesehatan Venezuela telah mencatat lebih dari 227.635 kasus dengan 3.190 kematian akibat Covid-19. Beberapa ahli mengatakan angka sebenarnya lebih tinggi karena kurangnya pengujian serta transparansi data. [Mohamad Deny Irawan]