London, Gontornews — Walikota London Sadiq Khan menolak pendapat kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump yang melarang umat Islam masuk Amerika Serikat. Anehnya lagi, Trump akan memberikan pengecualian untuk Sadiq Khan yang baru saja terpilih sebagai Walikota London. Sadiq adalah walikota pertama di Inggris yang beragama Islam.
“Ini bukan hanya tentang saya, ini tentang teman-teman saya, keluarga saya dan semua orang yang berasal dari latar belakang yang sama dengan saya, di mana saja di dunia,” kata Sadiq kepada Press Association Inggris yang dilansir Anadolu, Selasa (10/5).
Pernyataan Trump ini sering diulang-ulang selama masa kampanye untuk Partai Republik di Amerika. Trump menegaskan, Amerika adalah negara liberal yang tidak cocok dengan Islam.
Ia juga menyerang umat Islam dan minoritas lainnya, termasuk seruannya melarang umat Islam masuk AS jika dirinya terpilih menjadi Presiden AS menggantikan Barack Obama.
Sadiq yang terpilih dengan suara 57 persen menyatakan keprihatinannya atas sikap Trump itu. “Saya ingin pergi ke Amerika untuk bertemu dengan walikota Amerika.
Namun jika Donald Trump terpilih menjadi presiden, saya akan kesulitan pergi ke sana karena iman saya,†katanya.
Sadiq menjelaskan, pendapat Trump tentang Islam menunjukkan kebodohannya dalam memandang Islam. Pernyataan ini bisa membuat kedua negara (Amerika dan Inggris) tidak aman dan menimbulkan penguatan arus utama Muslim di seluruh dunia.
“Donald Trump dan orang-orang di sekelilingnya berpikir bahwa nilai-nilai liberal Barat tidak sesuai dengan Islam arus utama. London telah membuktikan dia (Trump) salah,” terang Sadiq yang orangtuanya adalah imigran asal Pakistan ini.
Di London sendiri, Sadiq selalu berusaha merangkul semua kelompok dengan segala nilai kebaikan dari berbagai budaya, masyarakat dan demokratisisasi.
“Anda boleh jadi keturunan imigran atau berasal dari kalangan miskin, atau etnis dan penganut agama minoritas, tapi Anda dihormati sebagaimana Anda apa adanya dan kontribusi Anda,” ujar mantan pengacara yang menjadi politisi Partai Buruh ini. [Ahmad Muhajir/Rus]