Madrid, Gontornews — Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, meminta parlemen untuk memperpanjang masa lockdown hingga 26 April mendatang. Langkah ini diperlukan seiring dengan pelambatan akibat kematian COVID-19 di negara Eropa tersebut.
“Kami berada di awal penurunan epidemi. Kami lebih kuat dari apa yang kami kira namun kami harus tetap bertahan. Dengan pengorbanan, perlawanan dan semangat kemenangan,” kata Sanchez sebagaimana dilansir Reuters.
“Kami tidak akan memperpanjang masa pemberhentian kegiatan ekonomi,” tambahnya. Sanchez menjelaskan jika perpanjangan masa karantina tidak akan diikuti dengan masa penguncian di bidang ekonomi. Ia pun memprediksi akan mencabut beberapa batasan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Sanchez menegaskan dukungannya terhadap rencana peluncuran hutang bersama yang digelorakan negara di kawasan Eropa.
“Tidak ada yang salah. Pemerintah Spanyol akan bekerja untuk mempertahankan dan meninggalkan eurobond. Ini adalah solidaritas. Ini adalah Eropa. Determinasi pemerintah (untuk hal ini) total dan absolut,” jelasnya.
Sejauh ini, COVID-19 telah merenggut 11.744 nyawa di Spanyol. Namun, tren kematian ini menunjukkan penurunan dalam tiga hari terakhir. Misal, dalam 24 jam terakhir, Spanyol melaporkan 809 kematian. Padahal sehari sebelumnya, Pemerintah mengonfirmasi 932 kematian. Sedangkan kemarin lusa, Spanyol mencapai rekor kematian tertinggi dengan 950 kematian.
Sementara jumlah infeksi COVID-19 di Spanyol mencapai 124.736 kasus yang terkonfirmasi pada Sabtu (4/3). Penambahan kasus ini menjadi yang tertinggi di atas Italia yang mencatatkan 124.632 kasus penularan COVID-19 di hari yang sama. [Mohamad Deny Irawan]