- Jakarta, Gontornews — Sajian games online banyak mengandung unsur kekerasan dan juga pornografi. Sebab itu, sudah seharusnya para orangtua lebih ‘melek’ teknologi agar terus bisa mengawasi anaknya.
Elly Risman, Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati, menuturkan bahwa ada games action yang berisi permainan tembak-tembakan, namun ternyata jika anak berhasil mencapai level akhir, bonus di akhir level adalah ML (making love) dengan PSK (pekerja seks komersial).
Tidak hanya itu, ada juga games berjenis role playingyang inti permainannya adalah tentang bagaimana cara memperkosa yang paling asyik. Anak pun bisa memilih perempuan model apa yang diinginkan.
Lalu ditampilkanlah gambar perempuan tidak berbusana. Dan pemain tinggal memilih bagian tubuh mana yang mau dipegang pertama kali. Cursor berbentuk tangan yang digerakkan oleh anak-anak kita.
Sasaran utama seragnan pornografi ini adalah anak yang belum baligh. Jika mereka sudah mengalami ejakulasi sebanyak 33-36 kali, mereka akan menjadi pecandu pornografi.
Bayangkan, jika narkoba saja hanya akan merusak tiga bagian otak, tetapi seks atau pornografi akan merusak lima bagian. Dan jika anak sudah ejakulasi 30-33 kali, menurut penelitian, sensor otaknya akan mengalami kerusakan permanen.
“Sekali anak mencoba kenikmatan semu, maka ia akan kebanjiran hormone dopamin (hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus). Akibatnya ia akan merasa senang namun dalam hatinya timbul perasaaan bersalah,” terang psikolog kelahiran 21 April 1951 ini.
Kiat menangkal pengaruh negatif games pada anak:
1. Perhatikan letak komputer atau media video games di rumah
2. Buatlah kesepakatan dengan anak, seperti kapan dan berapa kali boleh bermain games, games apa saja yang dibolehkan, dan sanksi jika melanggar aturan.
3. Selalu dampingi anak saat membeli games dan cek rating games dalam kemasan games tersebut. <Edithya Miranti/>