Ottawa, Gontornews–Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, warga negaranya yang diculik kelompok Abu Sayyaf di Filipina sudah dieksekusi. Keyakinan ini menguat setelah batas waktu yang diberikan Abu Sayyaf untuk menebus sandera pada 13 Juni 2016 tak dipenuhinya.
Γ’β¬ΕDengan sangat meyesal saya meyakini bahwa warga Kanada, Robert Hall yang disandera di Filipina sejak 21 September 2015, sudah dieksekusi oleh penculiknya,Γ’β¬Β pernyataan Trudeau dikutip dari publicapos.
Sejauh ini pemerintah Kanada sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah Filipina untuk membebaskan warga negaranya. Namun sampai batas waktu yang ditentukan, tak ada hasil memuaskan, termasuk tak ΓΒ ada upaya dari pihak manapun untuk memberikan uang tebusan sebesar 300 juta peso (sekitar Rp86,48 miliar) seperti yang diminta kelompok tersebut.
Γ’β¬ΕMeskipun pejabat Kanada bekerja sama secara intens dengan pihak berwenang di Filipina untuk secara resmi mengonfirmasikan kematian Mr Hall, kami memiliki alasan kuat untuk meyakini laporan terkait hal ini, sayangnya benar,Γ’β¬Β kata Trudeau.
Menurut Trudeau, aksi yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf kelewat batas kemanusiaan. Pemerintah Kanada akan menuntut pertanggung jawaban atas pembunuhan warga negara di Amerika Utara tersebut.
Γ’β¬ΕAksi kejam dan brutal para penyandera berujung pada kematian yang tidak perlu. Kanada menuntut pertanggungjawaban kelompok teroris atas pembunuhan biadab dan berdarah dingin ini,Γ’β¬Β ujarnya.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Filipina, hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah setempat. Pasalnya, Abu Sayyaf sempat memberi peringatan akan membunuh Hall jika tidak menerima uang tebusan yang diinginkan.
Ancaman ini pernah dibuktikan dengan mengeksekusi direktur perusahaan pertambangan John Ridsdel, yang juga berkewarganegaraan Kanada, karena tak ada tebusan sampai batas waktu yang mereka tentukan.
Canadian Broadcasting Corporation juga membenarkan bahwa Hall dipenggal setelah menerima informasi dari sekitar persembunyian Abu Sayyaf di Pulau Jolo, Filipina selatan.
Menurut beberapa sumber di Filipina, Abu Sayyaf menjadi kelompok paling menakutkan di kawasan Filipina Selatan. Tindakan kelompok ini semakin tidak terkendali setelah pecah dengan faksi pejuang. Abu Sayyaf hanya mencari keuntungan kelompoknya karena sering menebar ancaman pengeboman, pembunuhan, dan penculikan demi mendapatkan uang. [Ahmad Muhajir/DJ]