Kyiv, Gontornews — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy khawatir bahwa “hal-hal yang lebih mengerikan dapat terungkap” dan “bahkan lebih banyak kematian dan pelanggaran ditemukan” dari wilayah Ukraina yang masih di bawah kendali Rusia.
“Ratusan orang tewas. Warga sipil disiksa, dieksekusi. Mayat di jalan,” katanya dalam pesan video Ahad (3/4) malam dilansir dw.com.
Zelenskyy menuduh Rusia melakukan kekejaman terhadap warga sipil tak bersenjata di Bucha dan kota-kota Ukraina lainnya.
Karenanya pemimpin Ukraina itu mengumumkan pembentukan badan khusus untuk menyelidiki dan mengadili kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
“Ada tanggung jawab bersama. Untuk pembunuhan ini, untuk penyiksaan ini, untuk senjata yang diledakkan. Untuk tembakan di bagian belakang kepala,” tambah Zelenskyy.
Foto-foto dari Bucha dekat Kyiv memperlihatkan mayat-mayat sipil ditemukan di jalan-jalan dan kuburan massal ditemukan setelah penarikan pasukan Rusia. Hal ini telah memicu kemarahan internasional.
Zelensky juga membidik mantan Kanselir Jerman Angela Merkel dan mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang kebijakannya terhadap Rusia berkontribusi pada krisis saat ini.
“Saya mengundang Ibu Merkel dan Pak Sarkozy untuk mengunjungi Bucha dan melihat seperti apa kebijakan konsesi selama 14 tahun,” tandasnya.
Pada tahun 2008, Jerman, Prancis dan negara-negara NATO lainnya menahan dorongan dari AS untuk menawarkan Ukraina keanggotaan NATO. Mereka saat itu mengatakan Ukraina belum siap masuk aliansi dan dapat dimusuhi Rusia.[]