Jakarta, Gontornews – Serangan yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah pimpinan Bashar al-Assad terhadap warga sipil di Aleppo, Suriah, minggu lalu merupakan tragedi besar kemanusiaan. Ribuan jiwa menjadi korban.
Rezim al-Assad tak hanya menghancurkan rumah-rumah warganya sendiri, tapi juga menghancurkan rumah sakit. Tak hanya itu, warga kini kesulitan mendapatkan bahan makanan dan kebutuhan lainnya.
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia sudah sepantasnya memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil. Salah satu lembaga filantropi yang berkomitmen untuk menyalurkan bantuan dari masyarakat Indonesia adalah Aksi Cepat Tanggap (ACT).
“Bagaimana mungkin bangsa Indonesia bungkam saat Suriah banjir darah, warga sipilnya dibombardir selama bertahun-tahun, kepedulian terhadap korban dari anak-anak dan perempuan bahkan manula tak bersenjata. Suriah memanggil begitu nyaring! Selamatkan rakyat Suriah!†ungkap Ahyuddin, presiden ACT dalam konferensi pers di kantor ACT, Jakarta, Rabu (4/5).
Sejak 2012, ACT telah enam kali mengirim relawan untuk membantu warga Suriah. Pada 2015, ACT dan tim berhasil menyalurkan bantuan kemanusiaan secara langsung di perbatasan Turki, Yordania, Lebanon, Jerman dan Yunani. Pada tahun yang sama, ACT juga berhasil masuk ke salah satu kamp pengungsian di Provinsi Idlib, Suriah, tepatnya di kamp Solahuddin.
Menyoal bantuan materi yang berasal dari masyarakat, ACT mengaku dalam tiga hari terakhir bantuan yang diterima ACT mencapai 2 miliar rupiah lebih..
“Kalau membantu jangan hanya 1 sak atau 1 truk saja. Kalau bisa kita kirim bantuan kemanusiaan kepada mereka sebanyak 50 truk,†tegas Ahyuddin.
Ia mengatakan, tragedi kemanusiaan di Suriah telah memicu berdirinya ribuan bahkan puluhan ribu lembaga kemanusiaan semacam ACT di seluruh dunia. Karena itu, ACT membangun jaringan dengan lembaga kredibel yang bisa menyalurkan bantuan kemanusiaan di berbagai daerah.
Dalam kesempatan ini pula, ACT mengumumkan pemberangkatan relawan ke Suriah. Mereka adalah Syuhelmaidi Syukur (Vice President ACT) yang bertindak sebagai ketua tim, Yusnirsyah Sirin dan Andika Rachman. Mereka akan berangkat Kamis (5/5) dini hari.
Selain itu, ACT juga memberangkatkan sejumlah relawan yang berpengalaman sebagai dokter ahli bedah serta dokter anak. Dalam serangan rudal di Aleppo tersebut, satu-satunya dokter anak yang ada tewas. Karena itu Aleppo sangat membutuhkan dokter anak dan dokter bedah.
Ahyuddin berharap masyarakat tidak terpengaruh oleh stigmatisasi orang-orang yang berangkat ke Suriah adalah teroris. “Mereka ke Suriah untuk memberikan bantuan kemanusiaan, jadi jangan dianggap sebagai teroris,†tandas Ahyuddin. [Mohamad Deny Irawan/Rus]