Islamabad, Gontornews — Satu tentara Afghanistan dan satu tentara Pakistan tewas setelah pasukan perbatasan kedua negara terlibat baku tembak.
Sementara 22 lainnya luka-luka dalam pertempuran itu, sepuluh di antaranya warga sipil, termasuk anak-anak.
Pakistan menutup perbatasan dengan Afghanistan untuk dua hari berturut-turut pada hari Selasa karena bentrokan itu.
Bentrokan hari Ahad (12/6) malam di perlintasan Torkham itu terjadi setelah pukul 9 waktu setempat.
Kamal Hyder dari Al Jazeera melaporkan dari Islamabad, ketegangan telah muncul selama beberapa saat berkaitan dengan upaya Pakistan untuk mendirikan sebuah gerbang di perbatasan.
Afghanistan telah lama menentang ide ini karena tidak mengakui gerbang sebagai garis pemisah kedua negara yang sah.
“Senjata itu terdiam tapi situasi sangat tegang,” kata Hyder. “Semuanya ditangguhkan. Jam malam telah diberlakukan dan banyak keluarga telah dipaksa keluar dari daerah itu untuk mencari perlindungan di tempat lain.”
Jam malam telah diberlakukan di Kota Landi Kotal, Pakistan, yang terletak di tepi Khyber Pass, pintu masuk utama ke Afghanistan.
Tidak jelas pihak yang memulai menyerang, namun kedua negara saling menyalahkan. Pertempuran dilaporkan berhenti pukul 5:00 pagi hari Senin waktu setempat.
“Pemerintah Pakistan menyatakan keprihatinan mendalam tentang keamanan tentara Pakistan di dekat perbatasan, dalam kaitannya dengan laporan serangan tak beralasan yang tidak memperbaiki hubungan Pakistan-Afghanistan,” kata kantor Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dalam sebuah pernyataan.
Sharif mendesak Afghanistan untuk menyelidiki insiden tersebut.
Kepala Eksekutif Pemerintah Afghanistan Abdullah Abdullah di Twitter menulis, “Saat ini kami telah menyepakati gencatan senjata dengan Pakistan. Kami berharap masalah ini akan diselesaikan melalui jalur diplomatik.” [Rusdiono Mukri]