Depok, Gontornews — Manusia ketika belum menikah sangat ingin sekali merasakan bagaimana menjalani fase pernikahan. Namun ketika telah menikah, banyak di antara pasangan yang justru menyerah dengan sekelumit permasalahan baru di dalamnya.
Di antara permasalahan yang sering terjadi adalah ada yang mertuanya ikut campur sehingga meminta untuk menceraikan istri, tidak cocok dengan ipar, merasa salah pilih pasangan, bersuami rasa duda, beristri rasa janda, memiliki pasangan tapi merasa pasangan tidak berfungsi dengan baik, atau terkait masalah ekonomi.
Ustadzah Riri Abdillah, penulis buku best seller “Menantimu di Ujung Rindu” pada sebuah seminar online bertema “Kelak Setelah Akad: Menikah Meraih Keluarga Berkah”, mengatakan bahwa menikah memang akhir dari sebuah penantian, namun juga awal dari sebuah perjuangan.
Karena itu kepada Gontornews.com, Digital Entrepreneur dan Social Media Influencer itu menjelaskan kunci mulusnya perjalanan rumah tangga yakni dengan menjaga tali komunikasi. Namun, penting bagi kita untuk memahami kapan waktu yang tepat dan bagaimana cara yang tepat untuk mengobrol bersama dengan pasangan. Agar tidak terjadi keributan karena salah memilih waktu untuk berdiskusi.
Solusi selanjutnya terus bersabar dan banyak minta kepada Allah SWT. Pasutri juga disarankan melakukan shalat istikharah untuk hal-hal sekecil apa pun. “Biasakan diri untuk melakukan istikharah agar selalu diberi petunjuk-Nya,” terang pemateri.
Lalu menyadari bahwa memulai hubungan baru dengan orang baru, belum tentu akan mendapatkan hal yang lebih baik dan belum tentu menjadi solusi. Oleh karenanya, tetaplah semangat memperbaiki komunikasi, menyempatkan untuk quality time dengan pasangan, saling menghargai, saling mendukung satu sama lain, sebab inilah kunci langgengnya sebuah pernikahan.
Selagi masalah yang menimpa pasutri bukanlah masalah yang fatal, maka berusahalah untuk memperbaikinya. Semua itu demi menjaga keutuhan mahligai pernikahan yang sudah dijalin sejak awal hingga sekarang. Sehingga semoga pasutri bisa menua bersama, sehidup semati, dan sehidup sesurga. [Edithya Miranti]