Gaza, Gontornews — Kaligrafer asal Palestina Saher al-Kaabi berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan tulisan pertamanya yaitu kaligrafi Ottoman. “Ini akan menjadi salinan Qur’an pertama atas nama Masjid Al Aqsha dan Palestina,” kata al-Kaabi.
Pada Februari 2014, al-Kaabi diminta Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menulis kaligrafi Ottoman.
“Saya menghabiskan sekitar 15 jam sehari untuk menyelesaikan pekerjaan ini,” papar pria dari kamp pengungsi Balata di Tepi Barat.
“Aku hampir tidak pernah meninggalkan rumah untuk menyelesaikan pekerjaan ini.”
Butuh waktu hampir satu tahun bagi al-Kaabi untuk mendapatkan lisensi yang diperlukan dan membeli bahan yang diperlukan – seperti kertas dan tinta – untuk proyek tersebut.
“Kertas yang digunakan dalam pekerjaan ini diimpor dari kota Istanbul, Turki,” kata al-Kaabi.
Ia membutuhkan sekitar 24 jam untuk menulis satu halaman kaligrafi al Qur’an.
“Saya tertarik pada copy dekorasi dari Qur’an dengan iluminasi Ottoman ini, sama dengan yang dilakukan pada era Khalifah Utsman bin Affan,” katanya.
Al-Kaabi percaya, pekerjaan ini akan membantu meningkatkan kesadaran umat Islam tentang nasib Masjid Al-Aqsha.
Israel menduduki Yerusalem Timur sejak Perang Timur Tengah tahun 1967. Kemudian kota ini dianeksasi pada tahun 1980, dan diklaim sebagai ibukota negara Yahudi. Namun masyarakat internasional tidak pernah mengakui langkah Israel ini.
Al-Kaabi telah menyelesaikan delapan juz dari 30 juz dari Qur’an motif Ottoman. Ia berharap bisa menyelesaikannya pada akhir tahun ini.
“Salinan Qur’an ini akan direvisi oleh sebuah komite dari al-Azhar di Kairo,” kata al-Kaabi.
Ketika sudah siap, Palestina berencana mencetak ribuan salinan dan mendistribusikannya ke seluruh dunia.
“Ini akan menjadi utusan khusus Palestina untuk dunia,” kata al-Kaabi. [Fathurroji/Rus]