Yogyakarta, Gontornews— Alumni Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, pendidik, dan aktivis dakwah yang tergabung dalam perintisan Yayasan Bentala Tamaddun Nusantara (YBTN) mengadakan agenda tasyakuran atas berdirinya yayasan tersebut di Masjid Syuhada, Kotabaru, Jogjakarta.
Panitia menyampaikan bahwa agenda ini diadakan dalam rangka untuk saling berkenalan, beramah-tamah dan bersilaturahim kepada segenap mahasiswa, aktivis, dan peminat budaya intelektual yang ada di Kota Pelajar tersebut.
Anton Ismunanto, M.Pd, alumni PKU ke-7, selaku Ketua Yayasan, dalam sambutannya menerangkan bahwa YBTN adalah lembaga pengkajian, penelitian, dan pendidikan pemikiran Islam yang merupakan akumulasi harapan dari Guru-gurunya di Gontor.
Adapun wacana pendirian sebuah lembaga yang menjadi tindak lanjut program Kaderisasi Ulama di UNIDA Gontor ini, sudah muncul sejak dari tahun 2016.
Di awal tahun 2019, setelah PKU angkatan ke-12 selesai, Aldy Pradhana, S.Si selaku perwakilan peserta PKU Gontor dari UGM dan alumni PKU seangkatannya kembali mendapatkan arahan dan harapan untuk menggarap kembali rencana ini dengan membuat sebuah pesantren mahasiswa.
Anton menceritakan, bahwa setelah PKU angkaan ke-12, Aldy menemuinya dan kembali mendiskusikan beberapa hal demi terwujudnya lembaga tersebut. Akhirnya, beberapa alumni PKU dari berbagai angkatan bersama dengan jaringan komunitas literasi, aktivis dakwah dan pendidik di Jogja menyepakati untuk mendirikan lembaga dalam bentuk Yayasan.
Kemudian, puncak hasilnya adalah pada 2 September 2019, YBTN telah resmi berdiri, dan beralamat di Pogung Lor RT 001 RW 046, No. 136 Sinduadi, Mlati, Sleman.
Program utama dari lembaga ini ada dua. Pertama, Pesantren Mahasiswa Bentala Insan Adabi (PEMBINA) yang dipimpin oleh Aldy Pradhana, yang juga seorang mahasiswa Pascasarjana Ilmu Filsafat UGM. Kedua, Institut Pemikiran Islam (IPI) Bentala, dipimpin oleh Ayub, M.A., alumni PKU ke-8 yang menyelesaikan studi S2-nya di Islamic Studies SOAS University of London.
Anton Ismunanto, kemudian menjelaskan bahwa lembaga ini murni akan menjunjung budaya keilmuan, tanpa ada tendensi pergerakan atau kepentingan lain. Adapun visi lembaga ini, adalah menjadi lembaga kajian Islam dan kaderisasi intelektual serta pemimpin muda yang berilmu, beriman, dan beramal sesuai dengan pandangan-hidup (the worldview of) Islam.
Anton, yang juga sebagai alumnus Pascasarjana UIN Suka ini, dalam sambutannya mengatakan: “Kami menginginkan yayasan ini menjadi tempat belajar bersama dalam bingkai keilmuan, tanpa tendensi pergerakan tertentu atau kepentingan tertentu, karena memang yayasan ini lahir dari berbagai irisan dari orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Jadi, kita disini akan belajar murni keilmuan untuk ilmu dan membenahi cara berfikir kita. Dan ini juga sebagaimana harapan dari Guru-Guru kami di Gontor, bahwa lembaga ini bukan untuk orang-orang di lintas tertentu,” tegasnya.
Setelah sambutan, agenda selanjutnya adalah Pidato Kebudayaan berjudul “Budaya Ilmu dan Kebudayaan Kita di Zaman Tunggang-Langgang” oleh Ismail Al-‘Alam, S.Fil, selaku manajer program YBTN. Kemudian, dilanjutkan sosialisasi tentang PEMBINA dan IPI oleh Aldy Pradhana, dan kemudian diakhiri dengan sesi dialog dan diskusi. [Daru/Hafidh]