Lombok, Gontornews — Dompet Dhuafa bersama Pemerhati Anak, Seto Mulyadi dan relawan lainnya melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi pengungsian untuk memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak korban gempa, Kamis (2/8). Salah satunya dengan menggelar belajar dan bermain di sekolah ramah anak.
Dalam keterangan tertulis Dompet Dhuafa, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu menjelaskan kunjungan dan belajar bersama di sekolah ramah anak adalah upaya dalam untuk mengurangi dampak trauma pada anak-anak korban bencana di NTB.
Selain itu, upaya memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak korban gempa juga dilakuka dengan cara mendongeng maupun bermain hingga edukasi mengenai bencana itu terjadi.
“Melalui sekolah ceria ramah anak ini diharapkan mampu membuat anak-anak beradaptasi untuk segera kembali bersemangat ke sekolah,” jelasnya laki-laki yang akrab dipanggil Kak Seto, Antara.
Ia bersama dengan Koordinator Respon Dukungan Psikologis bencana dari Dompet Dhuafa yang juga psikolog Maya Sita Darlina melakukan sharing parenting do lokasi pengungsian tersebut. Hal itu sebagai bagian dari program Pshycological First Aid (PFA) kepada para ibu dan ayah serta perwakilan sekolah agar bersama-sama anak memahami tentang cara menghadapi situasi pascabencana yang mengakibatkan stres.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Margowiyono mengatakan, Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kemensos telah turun ke lokasi sejak hari pertama terjadinya gempa. Bersama LPAI dan relawan lainnya, ia memulai sekolah ramah anak bagi anak-anak korban gempa.
“Kita bersama-sama memberikan layanan pendampingan psikososial termasuk salah satunya melalui sekolah ramah anak,” katanya. [Devi Lusianawati]