Riyadh, Gontornews — Arab Saudi pada hari Senin (18/4) mengutuk pembakaran Al-Qur’an dengan sengaja, serta provokasi dan hasutan terhadap Muslim oleh beberapa ekstremis di Swedia.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Saudi menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan koeksistensi.
Pernyataan itu juga menekankan penolakan terhadap kebencian, ekstremisme, dan pengucilan.
Kerajaan Saudi menyoroti upaya untuk mencegah penyalahgunaan semua agama dan tempat suci, kata pernyataan itu dikutip Arabnews.com.
Tiga orang di kota Norrkoping Swedia membutuhkan perawatan medis setelah terkena peluru polisi dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa menyusul pembakaran Al-Qur’an yang menyebabkan kerusuhan di beberapa kota Swedia dalam akhir pekan Paskah.
Di beberapa tempat pengunjuk rasa menyerang polisi sebelum demonstrasi ekstremis sayap kanan. Perdana Menteri Magdalena Andersson mengutuk kekerasan tersebut.
“Tiga orang tampaknya terkena pantulan dan sekarang dirawat di rumah sakit. Ketiga orang yang terluka ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan,” kata polisi Swedia dalam sebuah pernyataan.
Mereka menambahkan bahwa tidak ada cedera yang mengancam jiwa.
Polisi mengatakan situasi di Norrkoping tenang pada Ahad malam.
Polisi dan pengunjuk rasa telah terlibat dalam bentrokan serius selama beberapa hari terakhir, yang mengakibatkan beberapa polisi menderita luka-luka dan beberapa kendaraan dibakar.
Kekerasan dimulai pada hari Kamis setelah demonstrasi yang diselenggarakan oleh Rasmus Paludan, pemimpin garis keras partai politik sayap kanan Denmark.
Paludan, yang memiliki izin untuk serangkaian demonstrasi di seluruh Swedia dalam akhir pekan Paskah, dikenal karena membakar Al-Qur’an.[]