Idlib, Gontornews — Setidaknya 49 keluarga mengungsi ke sebuah masjid di Kota Idlib setelah mengalami serangan yang dilancarkan oleh rezim Pemerintahan Bashar Al-Assad dan pasukan Rusia terhadap warga sipil.
Salah seorang perwakilan keluarga pengungsi, Sharaf al-Din mengatakan mereka terpaksa meninggalkan rumah untuk menghindari serangan bom yang dilancarkan rezim Suriah dan Rusia.
Hingga hari ini, Sharaf Al-Din beserta istri dan enam anaknya berlindung di masjid selama lebih dari sembilan hari. Mereka pun harus rela berjuang hidup di tengah musim dingin yang menerjang Suriah.
Sharaf al-Din pun berharap bahwa perang di Suriah segera berakhir sehingga mereka dapat kembali lagi ke rumah.
Pengungsi lain yang bernama Fatima Ahmadi juga mengalami hal serupa. Sebagaimana dilansir Anadolu, Fatima beserta anak-anaknya merupakan pengungsi asal kota Maarat Al-Numan.
Fatima mengaku tidak ada pilihan lain selain mengungsi ke masjid sebagai tempat berlindung dari serangan perang serta melindungi anak-anak.
Sejak November lalu, gelombang serangan rezim Suriah dan para pendukungnya telah mengakibatkan 264.000 warga sipil di Idlib mengungsi di dekat perbatasan Turki.
Guna membendung serangan tersebut, Turki dan Rusia sepakat untuk menjadikan Idlib sebagai zona de-eskalasi. Di sana segala bentuk tindakan agresi dilarang secara tegas.
Namun, kesepakatan perang tersebut terus dilanggar sehingga menyebabkan lebih dari 1.300 warga sipil di Idlib dikabarkan tewas. Akibat pelanggaran itu pula, lebih dari satu juta warga Suriah mengungsi ke dekat perbatasan Suriah. Idlib berubah menjadi rumah bagi sektiar tiga juta warga sipil dengan 75 persen di antaranya merupakan wanita dan anak-anak. [Mohamad Deny Irawan]